Page 96 - dear-dylan
P. 96

DIOMELIN SEISI DUNIA!









               “IYA,  iya,  Ma,  aku  nggak  papa...  Kemarin  tuh  nggak  bisa  dihubungin  soalnya...  mmm...
               baterai  HP  habis.  Charger-ku  ketinggalan  di  hotel  di  Medan...  Mmm...  ini  aja  baru  dapat
               charger pinjeman yang cocok. Ehh... yahh... Mama tau sendiri kan HP-ku bukan HP sejuta
               umat... gitu deh...”
                    “Aduh  kamu  itu,  Lan!  Makanya  kalau  bawa  barang  itu  diperiksa,  jagnan  sampai  ada
               yang ketinggalan. Kalau begini kan kamu sendiri yang repot,” nasihat Mama di telepon. Gue
               cuma bisa manggut-manggut, antara bosan dan merasa bersalah karena sudah bohong sama
               Mama.
                    Sebenarnya, charger HP gue nggak ketinggalan di mana pun. Charger itu masih aman di
               dalam travel bag gue, dan baterai HP gue pun masih full.
                    HP gue nggak bisa dihubungi karena memang sejak malam konser yang rusuh di Medan
               itu, gue menonaktifkan HP. Bukannya apa-apa, tapi gue nggak tahan kalau harus menerima
               banyak telepon dan SMS di saat pusing dan butuh ketenangan untuk berpikir.
                    Yah... gue tahu gue terkesan egois dengan ngomong kayak gitu, tapi mau gimana lagi,
               coba? Kalau ada masalah, gue lebih suka cari jalan keluar sendiri. Gue toh nggak bego-bego
               amat untuk menyelesaikan semua masalah itu. Asal,s elama proses mencari solusi itu, gue
               nggak diganggu.
                    “Ya  sudah,  sekarang  KAMU  TELEPON  ALICE!  Dia  sudah  khawatir  banget  sama
               kamu!”  perintah  Mama  dengan  nada  seolah  beliau  adalah  Adolf  Hitler,  dan  perintahnya
               nggak bisa diganggu gugat.
                    “Iya deh, Ma... nanti aku telepon...”
                    “Nggak ada nanti! SEKARANG!‟
                    “Tapi, Ma, ini aku mau...” Aduh, alasan apa ya? Masa gue bohong lagi sih sama Mama?
               Tadi kan udah bohong masalah charger itu...
                    “Dylan,  Mama  nggak  mau  tau,  pokoknya  setelah  kamu  tutup  telepon  ini,  kamu
               LANGSUNG  TELEPON  ALICE!  Kamu  sih  enak  nggak  khawatir,  tapi  Alice  sudah  panik
               berat!”
                    Gue menelan ludah. Masa Mama bilang gue enak-enakan? Justru gue yang paling stres!
               Gue yang ada di atas panggung, melihat semua keributan di bawah panggung, yang hanya
               berjarak beberapa meter dari tempat gue berdiri. Gue yang melihat bagaimana banyak orang
               terinjak kaki penonton lainnya ketika jatuh... Tapi gue juga yang nggak bisa melakukan apa-
               apa...
                    “Iya, Ma, aku telepon dia.”
                    “Bagus. Jangan sampai nggak. Ya sudah, Mama mau rapat panitia dulu. Nantulang Maria
               sudah ribut saja ini dengan Nantulang Uci.”
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101