Page 22 - E-Modul-27-11-24
P. 22

1.  Tes objektif bentuk salah-benar (true-false test)

                            Bentuk  soal  benar/salah  dan  ya/tidak  menuntut  peserta  tes  untuk  memilih  dua
                      kemungkinan  jawaban.  Peserta  tes  diminta  memilih  jawaban  benar/salah  dan  ya/tidak
                      pada  pernyataan  yang  disajikan.  Berikut  adalah  keunggulan  dan  keterbatasan  bentuk
                      soal dua pilihan jawaban.

                      Keunggulan bentuk soal dua pilihan jawaban adalah sebagai berikut:
                         a.  Dapat mengukur berbagai jenjang kemampuan kognitif.
                         b.  Materi yang diujikan dapat mencakup lingkup materi yang luas.
                         c.  Jawaban peserta didik dapat diskor dengan mudah, cepat, dan objektif.

                      Keterbatas bentuk soal dua pilihan jawaban adalah sebagai berikut:
                         a.  Probabilitas  menebak  dengan  benar  adalah  besar,  yaitu  50%,  karena  pilihan
                            jawabannya hanya dua, benar/salah dan ya/tidak.
                         b.  Bentuk soal ini tidak dapat digunakan untuk menanyakan sesuatu konsep secara

                            utuh karena peserta tes hanya dituntut menjawab benar/salah dan ya/tidak.
                             Kaidah  yang  perlu  diperhatikan  dalam  penulisan  soal  dua  pilihan  jawaban
                      (Benar/Salah, Ya/Tidak) adalah materi, konstruksi, dan bahasa.
                      1) Materi
                         a.  Konsep  pada  soal  harus  benar dan  mutakhir (perkembangan  terbaru)  serta  tidak

                            multitafsir.
                         b.  Soal harus sesuai dengan indikator pada kisi-kisi penulisan yang telah disusun.
                         c.  Soal harus logis ditinjau dari segi materi.
                      2) Konstruksi

                         a.  Soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
                         b.  Soal merupakan pernyataan yang berkaitan dengan materi yang diukur.
                         c.  Soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar maupun salah.
                         d.  Soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
                         e.  Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas

                            dan berfungsi.
                      3) Bahasa
                         a.  Setiap  soal  harus  menggunakan  bahasa  yang  sesuai  dengan  kaidah  Bahasa
                            Indonesia.

                         b.  Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
                         c.  Tidak  menggunakan  bahasa  yang  berlaku  setempat,  terutama  jika  soal  akan
                            digunakan untuk daerah lain atau nasional.

                    2.  Tes objektif bentuk menjodohkan (matching test)

                             Bentuk  soal  menjodohkan  mengukur  kemampuan  peserta  tes  dalam



                                                                                                      13
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27