Page 162 - E-Book seni budaya kelas 12
P. 162

Selanjutnya tari kreasi adalah tari yang telah mengalami pengembangan
                 atau bertolak dari pola-pola tari yang sudah ada. Tari kreasi merupakan garapan
                 baru  yang  lebih  bebas  dalam  mengungkapkan  gerak  dan  tidak  selamanya
                 berpijak pada pola-pola yang sudah ada atau terkadang lepas dari nontradisi.
                 Proses terbentuknya tari  kreasi dipengaruhi  oleh gaya tari  daerah  maupun
                 gaya individu penciptanya. Contoh tari kreasi, yaitu tari manuk rawa (Bali),
                 tari manipuri (Jawa Tengah), dan tari kipas (Sumatera), tari petik teh (Jawa
                 Barat),  dan banyak lagi lainnya.
                     Tari  kreasi  ini  juga  sering  disebut  tari  modern.  Istilah  modern  berasal
                 dari kata Latin modo yang berarti ‘baru saja’. Tari modern sebagai ungkapan
                 rasa yang bebas mulai ada gejalanya setelah Indonesia merdeka pada tahun
                 1945 sebagai refleksi dari kebebasan manusia dalam segala bidang. Indonesia
                 sebagai negara yang bertradisi kuat dalam bidang tari, pembaharuan berjalan
                 setapak demi setapak. Namun demikian,  sebagian besar penikmat  tari
                 sebenarnya lebih menginginkan garapan yang mudah dimengerti. Akan tetapi,
                 keinginan tersebut perlu dipikirkan dan dikaji lebih cermat, karena bila semua
                 garapan tari mengadung arti dan mudah dimengerti, maka garapan tersebut
                 cenderung mengarah ke pantomim. Pada pantomim garapannya merupakan
                 gerak sehari-hari atau gerak wantah tanpa suara, sangat berbeda dengan gerak
                 tari  yang lebih menuntut  stilasi  gerak. Artinya gerak yang terdapat  dalam
                 tari ialah gerak yang diubah dari gerak wantah menjadi gerak tidak wantah
                 lagi, baik gerak yang diperhalus maupun yang diubah contoh gerak capang
                 pada tari Sunda merupakan stilasi dari kesiapsiagaan seseorang, dan gerak
                 ulap-ulap  pada tari Jawa merupakan stilasi dari gerakan melihat  jauh baik
                 dengan tangan kiri maupun tangan kanan atau bahkan dengan kedua tangan,
                 gerak ini di Sunda disebut dengan istilah nyawang. Demikian pula gerak trisi
                 yang terdapat pada tari Sunda dan Jawa merupakan stilasi dari gerak berjalan
                 dengan kaki jinjit.

                     Gerak sejenis ini dapat dikategorisasikan sebagai salah satu contoh bentuk
                 gerak yang sudah melalui proses pengembangan dan pengahalusan dari gerak
                 wantah menjadi bentuk gerak untuk kebutuhan penyajian tari. Selain bentuk
                 gerak wantah, terdapat istilah lainnya yang sering dipergunakan ialah istilah
                 tari, yakni gerak maknawi dan gerak murni. Gerak yang mengandung makna
                 dalam dunia tari lebih dikenal dengan istilah gesture atau gerak maknawi.
                 Bentuk gerak maknawi banyak digunakan dalam penyajian tari yang memiliki
                 unsur cerita  atau  tema  (penyajian  tari  dramatik/tematik).  Oleh  karena,
                 keberadaan  gerak maknawi dalam  penyajian  tari tematik/dramatik  adalah
                 untuk  membantu  memperjelas  maksud  dari  sebuah  koreografi  atau  gerak







                 148  Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAK
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167