Page 211 - E-Book seni budaya kelas 12
P. 211
atau ingin digarap melalui media teater. Di samping harus menyediakan
lakon, juga memilih bentuk serta jenis lakon yang sesuai dengan kemampuan
para pendukung teater. Sebab ada lakon yang sulit untuk dipahami apalagi
dipentaskan. Kalaupun dapat, memerlukan pengetahuan yang sangat tinggi
baik dibidang teater itu sendiri, di bidang sastra, serta pemahaman budaya
secara luas. Oleh karena itu, lakon mutlak harus dipahami dulu oleh penggarap
teater sebelum nantinya secara otomatis penonton pun ikut paham. Dengan
memahami lakon akan cepat mendapatkan ide-ide untuk sebuah pertunjukan.
Di dalam lakon terdapat tema atau dapat disebut inti ceritera yang merupakan
pesan pengarang yang ingin disampaikan kepada penonton. Ada lakon yang
terdiri dari beberapa tema (multitematik) dan ada lakon yang hanya terdiri
dari satu tema (monotematik). Begitu juga dalam pembabakannya dan
pengadegannya, ada yang beberapa babak, ada yang hanya satu babak dan
beberapa adegan. Lakon atau Naskah adalah bahan baku untuk membuat
sebuah garapan Teater.
Unsur kedua adalah pentas atau panggung tempat untuk menyelenggarakan
pertunjukan teater. Panggung atau pentas ditata oleh seorang seniman penata
sebelum dipergunakan untuk pertunjukan. Karya seni dimaksud disebut Tata
Pentas, sedangkan orang yang menatanya disebut Penata Pentas. Pentas pada
dasarnya adalah karya seni yang ikut menjelaskan gagasan-gagasan yang
terdapat dalam ceritera dalam bentuk visual (dapat dilihat).
Materi pembelajaran
A. Konsep Karya Cipta Teater
Nilai karya teater dan karya seni lainnya terletak pada keunikannya.
Istilah lain dapat disebut orisinal. Artinya, karya seni itu tidak ada duanya
dan belum pernah diciptakan atau digagas orang lain sebelumnya. Sesuatu
yang unik adalah sesuatu yang lain daripada yang lain, utuh ciptaan
sesorang (seniman) atau kelompok seniman yang tergabung dalam suatu
produk karya seni. Keutuhan, orisinalitas, keunikan merupakan hal-hal
yang menjadi target capaian dalam proses karya cipta seni. Keunikan bukan
semata-mata dambaan seorang atau kelompok pencipta seni, melainkan
juga harapan dan tuntutan apresiator seni.
Sebuah karya seni Teater diproduksi untuk disajikan kepada masyarakat
penonton. Antara karya yang diciptakan oleh penggarap dengan penonton,
terselip sebuah tujuan, yaitu komunikasi. Apa yang dikomunikasikan adalah
Seni Budaya 197