Page 30 - MATERI KEPEWARAAN
P. 30
PRONOUNSIASI
❑ Berlatih membaca sebuah artikel tertentu untuk dibaca di depan
mikrofon untuk didengarkan dan dikoreksi.
❑ Latihan cara membaca dengan pronounsiasi standar bahasa
Indonesia.
❑ Membuat tulisan sendiri untuk dibacakan di depan mikrofon.
INTONASI
Intonasi secara sederhana berarti tinggi rendahnya suara, dan yang
kita kenal ada dua macam :
– Intonasi Komunikasi, yaitu lagu atau irama tutur dengan
penekanan pada gaya berbicara. Intinya seperti orang berbincang-
bincang. Kesannya harus wajar tetapi diatur.
– Intonasi Presentasi, yaitu penekanan lagu bicaranya (suara)
cenderung seperti orang berpidato. Konsep ini menjadi tidak
wajar bila ditinjau dari sudut kewajaran Intonasi Komunikasi.
Dalam penggunaannya diharapkan kedua model intonasi ini
bisa diterapkan bersama-sama. Kebutuhan menampilkan
intonasi komunikasi dan presentasi akan muncul bergantian,
tergantung dari kebutuhan komunikasinya. Sebab dengan
menggunakan satu model intonasi saja dalam membawakan
sebuah acara sudah tentu
membosankan. Lebih baik keduanya digabung dengan
penempatan yang semestinya.
Untuk melatih intonasi suara dapat dilakukan dengan hal berikut.
❖ Membaca artikel tertentu dengan intonasi yang tepat dan menarik.
❖ melatih untuk mengetahui kapan harus berhenti untuk mencuri nafas.
❖ Melatih untuk mengetahui kapan harus meninggikan atau
merendahkan nada bicara untuk memberi tekanan suara atau bahkan
hanya sebagai daya tarik.
AKSENTUASI
Aksentuasi memerlukan perasaan yang tepat ketika digunakan. Sebab
penekanan kata atau suku kata yang tidak pada tempatnya, bisa menimbulkan
kesalahan pengertian. Padahal bila aksentuasi berjalan dengan baik maka akan
banyak unsur surprais yang dirasakan pendengar. Terutama pada pengertian-
pengertian tertentu yang dipentingkan. Meski demikian ada beberapa rumusan
yang standar untuk penggunaan aksentuasi yaitu menggunakan konsep suku
kata.
E. DEMAM PANGGUNG DAN CARA MENGATASI
Sebagai manusia biasa PEMBAWA ACARA juga akan mengalami perasaan
grogi dan takut jika berhadapan dan memandang banyak mata yang tentu akan
mengarahkan pandangannya kepada sosok PEMBAWA ACARA yang tengah di
depan publik dan menanti suara PEMBAWA ACARA dengan penuh harap. Hal ini
terutama akan dialami oleh PEMBAWA ACARA pemula. Apabila PEMBAWA
ACARA tidak siap mental maka akan timbul rasa grogi, hilang konsentrasi dan
takut biasanya ditandai dengan badan gemetar, berkeringat, pikiran kacau, lupa
26