Page 23 - PEMBINAAN POSTULAN
P. 23

Pembinaan Postulan



                                                5.  POHON FRANSISKUS

               1.  PENGANTAR
                   Sejak  Yesus  masih  di  panggung  sejarah,  tidak  pernah  terlintas  dalam  pemikirannya
                   mendirikan kelompok religius tersendiri, seperti yang dilakukan para Jemaat Yahudi yang
                   berpusat di Qumran, misalnya..

                   Demikian pula, tidak tersirat di dalam benak Fransiskus untuk mendirikan suatu Ordo. Akan
                   tetapi dikarenakan semakin banyaknya pengikutnya di seluruh Italia, maka dipandang perlu
                   untuk menentukan kepengurusan suatu daerah tertentu (provinsial) lalu diadakanlah Kapitel
                   yang pertama di Gereja Santa Maria Para Malaikat.

                   Kapitel  ini  dihadiri  pula  oleh  Dominikus,  kepala  dan  pendiri  Ordo  Saudara-saudara
                   Pengkotbah, yang pada waktu itu tengah mengadakan perjalanan dari Burgundy ke Roma.
                   Gedung gereja yang ada tidak begitu besar, maka terpaksa mendirikan kemah dari jerami dan
                   tilam  dari  tikar  rumput  untuk  menampung  mereka,  karenanya  kapitel  ini  dikenal  sebagai
                   Kapitel Pondok Jerami atau Kapitel Tikar. Mereka berkumpul berkelompok, ada yang empat
                   puluh, seraatus ataupun dua ratus orang, mereka berdiskusi rohani, sibuk berdoa, menangis
                   atau perbuatan kasih lainnya.

                   Dalam sambutannya Fransiskus dengan lantang mengatakan:
                   “Putra-putraku terkasih, kita telah menjanjikan hal-hal besar kepada Allah, tetapi Ia telah
                   lebih dahulu janji yang lebih besar bagi kita, bila kita memegang teguh kata-kata kita dan
                   memandang  ke  depan  penuh  kepercayaan  untuk  memenuhi  janji-janji.  Kenikmatan-
                   kenikmatan dunia ini hanya bertahan untuk sementara saja, tetapi penderitaan yang menyusul
                   adalah untuk selama-lamanya. Kesusahan dunia ini tidak berarti, tetapi kemuliaan kehidupan
                   yang mendatang demikian tidak terbatas”.

                   Selanjutnya ia menegaskan:
                   “Saya perintahkan kepada kamu semua yang berkumpul di sini, demi ketaataan yang suci,
                   agar  tidak  seorang  pun  yang  gelisah  tentang  makanan,  minuman  ataupun  keperluan-
                   keperluan  badani  apapun.  Tugasmu  hanyalah  berdoa  dan  memuji  Allah,  soal  keperluan
                   badani serahkan kepada-Nya saja, karena Ia telah menjadikan kamu pusat perhatian-Nya
                   yang istimewa.”

                   Dominikus terperanjat mendengar pernyataan ini, dalam hatinya ia menganggap hal ini suatu
                   kecerobohan, mengadakan suatu pertemuan besar tanpa persiapa yang matang dan tanpa dana
                   yang  cukup.  Bagaimana  mungkin  Fransiskus  akan  melaksanakan  sidang  ini?  Bagaimana
                   memberi makan dan minum, sementara merekapun terpaksa tidur dalam gubuk-gubuk rumput,
                   karena tidak ada tempat lagi menampung mereka. Akan tetapi Gembala Utama Kristus yang
                   menaruh cinta khusus bagi orang-orang miskin, mampu memberikan dorongan kepada orang-
                   orang  Perugia,  Spoleto,  Foligno,  Spello,  Asisi  dan  semua  daerah  sekitarnya,  yang  secara
                   sukarela  membawakan  makanan,  sayuran  dan  minuman  bagi  pertemuan  suci  ini  dan  ...
                   akhirnya pertemuan ini sukses tanpa kekurangan suatu apapun, itulah kapitel yang pertama.
                   Yang dikenal sebagai kapitel tikar.

                   Fransiskus mengundang siapa saja untuk  mengikuti jejak Yesus  Kristus dalam kehidupan
                   nyata sehari-hari. Dikarenakan beraneka kelompok yang mengikutnya agar tanpa benturan
                   satu dengan yang lain, masing-masing mendapat ruang gerak yang longgar guna mewujudkan
                   niat dalam dimensi spiritual Fransiskan.





                                                             44
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28