Page 20 - PEMBINAAN POSTULAN
P. 20
Pembinaan Postulan
Sekembalinya dari Roma mereka menempati sebuah gubuk di pinggir kali Rivotorto, tidak
jauh dari kota Asisi. pada awalnya mereka dikenalkan diri sebagai “petapa dari Asisi”.
Pada suatu ketika tatkala mereka membahas tentang wejangan Yesus kepada para murid-Nya
bahwa tidak ada seorangpun yang dapat menganggap dirinya lebih dari yang lain. Hal ini
sangat berkesan bagi mereka, sejak itu mereka menanggil “saudara”, satu dengan yang lain
dan untuk selanjutnya menamakan diri sebagai “saudara-saudara dina (frater minores)”.
Rivotorto terasa semakin sempit untuk tempat tinggal para saudara dina ini, atas kebaikan
pimpinan biara Benediktin Gunung Subasio, gereja di Portiunkula ditawarkan kepada
Fransiskus untuk dipakai sebagai tempat tinggal. Dengan senang hati Fransiskus menerima
tarawan tsb, dan di sini para saudara dina secara teratur berkumpul dan bertukar pikiran.
Pada tahun 1217 ordo sudah berkembang dan harus dibagi menjadi beberapa provinsi,
tambahan lagi sudah mulai menyebar ke luar Italia. Kaum perempuan pun tidak terlepas dari
pesona Fransiskus dan cara hidup para saudara dina. Ada seorang putri bangsawan bernama
Klara Offreducio mencoba menghubungi Fransiskus, untuk minta nasehat dan bimbingan
rohani. Niat Klara untuk bergabung dengan saudara dina berkobar demikian besar, sehingga
pada Minggu Palma tahun 1218 Klara beserta pembantunya lari dari rumah untuk bergabung
dengan para saudara dina di Portiunkula. Fransiskus menyambutnya dengan gembira, malam
itu juga dengan upacara sederhana Klara dan pembantunya dipotong rambutnya dan
ditahbiskan. Dikenakannya jubah sederhana kemudian dititipkan pada biara para rubiah
Benediktin di San Paulo. Fransiskus tidak mau menerima Klara di biaranya, ia menolak dan
mencegah isu yang tengah berkembang apa yang dinamakan biara ganda laki-laki bercampur
dengan perempuan. Laki-laki sebagai perwalian Sto. Yohanes, dan perempuan perwalian Sta.
Maria.
Tidak berselang beberapa lama, Agnes adik Klara menyusul, bergabung dengan kakaknya.
Keluarga besar Klara-Agnes murka, mereka berusaha untuk mengambil putri-putrinya, namun
digagalkan oleh Uskup Guido. Semenjak itu, banyak putri bangsawan yang mengikuti jejak
Fransiskus-Klara, menjalani hidup seturut Injil Yesus Kristus.
Dikarenakan cara hidup para Benediktin dan Klara sebagai “pengikut Fransiskus” sangat
berbeda, maka oleh Uskup Guido, Klara dan saudari-saudarinya dipindahkan, mereka diberi
sebuah biara kecil di pinggir kota Asisi di biara San Damiano, dikenal sebagai Ordo Kedua
Fransiskan.
(Santa Klara akan dibahas secara khusus)
3. BACAAN KITAN SUCI
Utama : Mrk. 1:14-20
Tambahan : 1 Tes. 5:19-22
1 Yoh. 4:1
4. AJARAN GEREJA
Utama : Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi (DV) No. 18
Konstitusi Dogmatis tentang Gereja (LG) Bab III
Dekrit tetnang Kerasulan Awam (AA) No. 30
5. FRANSISKAN SEKULAR
Santo Fransiskus telah memberi contoh, cara hidup dengan meninggalkan segala harta benda
duniawi demi harta surgawi. Kita tidak akan mampu meniru dia, tidak ada satu orangpun
41