Page 18 - PEMBINAAN POSTULAN
P. 18

Pembinaan Postulan



                   Portiunkula. Bacaan Injil pada waktu itu mengisahkan perihal bagaimana Tuhan Yesus Kristus
                   mengutus para murid-Nya guna mewartakan kabar sukacita yang diambilkan dari Injil Matius
                   10. Fransiskus tidak dapat menangkap arti apa yang didengarnya tadi, segera setelah misa
                   selesai, ia mendatangi imam yang bertugas, mohon dengan segala kerendahan hati dijelaskan
                   sekali lagi.

                   Perlu dipertanyakan mengapa Fransiskus menanyakan makna bacaan Kitab Suci yang baru
                   saja dibacakan? Kemungkinan ada 2 masalah, yang dihadapinya:
                          Pertama  kemungikan  ia  tidak  atau  belum  memiliki  Kitab  Suci  sendiri,  baik  karena
                          alasan Kitab Suci sulit untuk didapat, atau alasan lanrangan pemilikan Kitab Suci oleh
                          seorang  awam.  Larangan  Gereja  atau  disiplin  Gereja  tentang  kepemilikan  dan
                          komentar tentang Kitab Suci demikian ketat bagi kaum awam.
                          Kedua, pada waktu itu Kitab Suci hanya tersedia dalam bahasa Latin sementara itu,
                          Fransiskus kurang menguasai bahasa tsb meskipun ia pernah memperoleh pendidikan
                          dari sekolah paroki namun kiranya belum cukup untuk menguasai bahasa Latin secara
                          baik, meskipun ia menguasai dialek Umbria.

                   Permintaannya terpenuhi, dengan sangat teratur imam menjelaskan secara rinci apa makna
                   yang tersurat dalam bacaan tsb. Fransiskus merasa bahwa ia bukan seorang “pendengar Injil
                   yang tuli” melainkan umat Allah yang mampu menerima dan menangkap segala sesuatu yang
                   haus dicerna, disimpan dan ditepatinya secara harafiah.

                   Dalam naungan dan bimbingan Roh Kudus ia segera berseru:
                   “Ini yang kukehendaki,
                   inilah yang kucari, dan akan kulakukan dengan segenap hati.”

                   Dengan tidak menunggu waktu lagi segera ia melepas sepatu, tongkat, ikat pinggangnya yang
                   terbuat dari kulit, digantinya dengan seutas tali, dan ia sudah cukup puas memiliki satu jubah
                   saja.

                   Dengan kehangatan, kebesaran jiwa dan kerendahan hati memulailah Fransiskus mewartakan
                   pertobatan kepada semua orang yang ditemuinya, bahkan di gereja. Sungguh luar biasa dia
                   mampu  berkotbah  di  gereja  di  mana  ia  pernah  memulai  menimba  ilmu  membaca  dan
                   berhitung.  Di  situ  ia  mulai  belajar,  di  situ  pula  ia  menyelesaikannya  dengan  penuh
                   kebahagiaan.

                   Dalam setiap berkotbah ia senantiasa menyampaikan salam dengan mengatakan:
                   “Semoga Tuhan memberikan damai kepada kalian.”

                   Salam perdamaian ini konon menjadi pemicu perdamaian. Fransiskus mulai menyadari bahwa
                   perintah  membangun  Gereja  Tuhan  yang  nyaris  roboh  adalah  kata  kiasan  belaka,  yang
                   bermakna  sangat  rohaniah.  Jalan  hidup  menurut  Injil  Tuhan  kita  Yesus  Kristus  adalah
                   semangat hidupnya, ia merasa tidak lagi memiliki beban hidup.

                   Cara hidup Fransiskus mulai menarik perhatian baik di Asisi ataupun kota lain, terlebih tatkala
                   ia mampu mendamaikan pertikaian antara kaum bangsawan (Mayores) dengan warga kota lain
                   (Minores) dengan cinta kasih.

                   Datanglah  dari  berbagai  lapisan  masyarakat  bergabung  dengannya  mereka  ingin  menjadi
                   pengikutnya.
                          Bernardus  dari  Quintavalle  orang  kaya  raya  yang  bersedia  membagi  seluruh
                          kekayaannya ke penduduk miskin di sekitar pasar.



                                                             39
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23