Page 30 - PEMBINAAN POSTULAN
P. 30

Pembinaan Postulan
               tali,  melepaskan  kasut,  membuang  tongkat  dan  hanya  memiliki  satu  jubah  yakni  yang  melekat  di
               badannya. Sampai saat ini para imam Fransiskan tidak lagi memakai ikat pinggang kulit, karena ikat
               pinggang kulit adalah milik para imam petapa, demikian pula dengan tongkat, sementara kasut sesuai
               dengan kebutuhan tetap dipakai, sedangkan jubah tetap memiliki satu jenis jubah warna coklat.

               Kegiatan mendamaikan pertikaian seperti yang terjadi antara kaum bangsawan (Mayores) dengan warga
               kota lain (Minores) dengan cinta kasih  berlangsung terus. Sesudah cita-citanya menjadi ksatria yang
               bertempur untuk kotanya gagal, keinginannya dipadamkan, ia tidak lagi berkeinginan untuk itu. Perang
               Salib menurut Fransiskus bukan semata-mata karena kaum Muslim yang telah merebut tempat-tempat
               suci kristiani, menuerut pendapatnya apakah mereka musuh atau bukan adalah “tetap saudara”.

               Bulan Mei 1218, Bala tentara Salib mendarat di Mesir dalam kegiatan Perang Salib, di kota Damiate
               sebelumnya  Fransiskus  menganjurkan  membatalkan  niat  mereka  berperang,  namun  permintaannya
               ditolak oleh Kardinal Galvano. Pada tanggal 29 Agustus 1219 Fransiskus dan Iluminatus mendarat di
               Mesir, mereka hendak menghadap Sultan Malik Al Khamil, penguasa setempat. Fransiskus datang tanpa
               membawa  senjata,  kesederhanaan  dan  kepolosannya  mampu  menembus  strategi  dan  taktik  melihat
               sampai  inti  persoalannya.  Berhari-hari  sultan  mendengarkan  penuh  perhatian  kotbah  Fransiskus,
               demikian  pula  dengan  tentaranya  dan  orang-orangnya,  akhirnya  mereka  memahami  jalan  pikiran
               Fransiskus menghormati agamanya, meskipuj tidak tertarik untuk memeluknya. Inilah awal perdamaian
               dunia dalam dialog.

               Dalam diri Yesus Kristus, Fransiskus melihat kerendahan hati Allah, Ia berkenan menjadi manusia lemah
               dan lahir di kandang di Kota Betlehem. Fransiskus mengadakan perayaan hari kelahiran Yesus.

               Di sebuah perkampungan Greccio (Pinggir Asisi) tinggallah seorang yang bernama Yohanes, ia sangat
               terpandang  di  samping  kebangsawanannya  juga  karena  kedermawaan  dan  ketaatannya,  ia  senantiasa
               mengikuti  perintah  Fransiskus:  “Aku  akan  mengadakan  peringatan  Kanak-kanak  yang  dilahirkan  di
               Betlehem, dan mau melihat dan merasakan sendiri betapa pahi dan papa yang diderita-Nya sebagai bayi.
               Bagaimana Kanak-kanak itu dibaringkan di  dalam palungan  di  atas  jerami didampingi oleh lembu,
               keledai dan binatang lainnya”. Mendengar hal itu maka bergegaslah Yohanes mempersiapkan segala
               yang diperintahkan oleh Fransiskus.

               Menjelang 25 Desember 1223, telah disiapkan sebuah palungan, digiringnya lembu, keledai dan binatang
               peliharaan yang lain ke tempat itu. Pada malam harinya pria dan perempuan datang dengan membawa
               obor dan lilin untuk menerangi malam, maka jadilah Greccio seperti Betlehem yang baru. Orang-orang
               datang dan diliputi dengan sukacita yang tak terkatakan menyaksikan misteri Cinta Allah.


               Kekuasaan Gereja dalam hal duniawi mencapai puncaknya pada masa Paus Innocentius, ia mengadakan
               Konsili di Latern pada tanggal 11 November 1215. Sidang yang membahas banyak hal antara lain tentang:
               masalah  pewartaan,  pewartaan  hendaknya  memiliki  ijin  khusus  yang  disebut  missio  canonica,  juga
               dibahas tentang perumusan kembali ekaristi, pelarangan pendirian ordo yang baru, dan bantahan atau
               sanggahan atas serangan kaum Albigens, Katar dan Waldens. Thema sidang diambilkan dari tulisan nabi
               Yehezkiel bab 9, yang secara langsung tidak langsung telah menjadi Salib Tau sebagai lambang Konsili
               Latern IV, Fransiskus yang hadir dalam sidang tsb, untuk selanjutnya menggunakan tanda tau sebagai
               tanda tangannya dan tanda pemberkatan pada dahi seorang yang diberkatinya.

               Albigensianism, Manicheisme atau Kathari adalah bidaah yang berasal dari daerah Albi Perancis Selatan,
               lahir  di  abad  pertengahan,  menurut  mereka  Yesus  adalah  malaikat  dan  anak  angkat  Allah,  bukan
               inkarnasi.

               Mereka percaya bahwa hanya ada dua prinsip, baik dan jahat, untuk mencapai hal yang baik mereka harus
               menjalani lahtihan fisik yakni mati raga. Kaum Katar adalah sebuah sekte keagamaan yang tumbuh di
               abad pertengahan di daerah Perancis, Jerman dan Italia. Mereka menekankan adanya anggota orang-orang
               suci murni dalam bidang kesusilaan saja.
                                                             50
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35