Page 34 - PEMBINAAN POSTULAN
P. 34

Pembinaan Postulan
                                            7.  SEJARAH BERDIRINYA OFS

        1.  PENGANTAR
            Tidak pernah terbersik dalam pikiran Fransiskus untuk mendirikan suatu organisasi, apalagi ordo kebiaraan,
            namun kenyataan yang dihadapi memaksanya untuk berpikir ke arah suatu kelompok keagamaan yang baru
            di dalam Gereja Katolik. Dari pemikiran penghayatan kemiskinan yang radikal seperti yang dilakukan oleh
            Fransiskus  bersama  saudara-saudaranya  pada  masa  awal,  namun  pada  akhirnya  setelah  pengikutnya
            bertambah banyak semakin banyak pula masalah yang dihadapinya. Fransiskus memprakarsai suatu sidang
            yang rencananya diadakan di Portiunkula. Sidang atau Kapitel tsb untuk selanjutnya disebut Kapitel Gereja
            Santa Maria Para Malaikat di Portiunkula. Kapitel ini dihadiri oleh sekitar 5000 pengikut Fransiskus. Kapitel
            ini selain dihadiri oleh Dominikus, kepala dan pendiri Ordo Pengkotbah (Benediktin), juga dihadiri oleh
            seorang kardinal dari Perugia. Sungguhpun yang hadir terpaksa harus tinggal di pondok-pondok jerami atau
            tikar yang terbuat dari rumput namun suasana dan diskusi tentang rohani sangat terasa, mereka bersama
            berdoa dan kesibukan dalam perbuatan cinta kasih, tiada ada kecerewetan hampa atau lelucon-lelucon tolol
            yang terdengar dalam sidang itu. Ketika kapitel usai Fransiskus mendorong mereka untuk senantiasa berbuat
            baik  dan  mengajarkan  cara  menjauhi  dosa  dan  kedosaan,  mereka  dilepas  kembali  ke  domisili  provinsi
            masing-masing. Pengikut Fransiskus semakin banyak, bahkan mereka sudah berkeluarga dibenarkan untuk
            menjadi pengikutnya, demikian pula mereka yang hidup tanpa nikah. Pengikutnya masih memakai nama
            “Para pentobat dari Asisi” sementara itu anggara dasar belum disahkan secara tertulis oleh Paus. Kehidupan
            para pentobat ini berusaha pula hidup yang radikal.

            Pengikut Fransiskus meliputi berbagai lapisan masyarakat.
            Banyak  dari  antara  rakyat,  bangsawan,  orang  biasa,  rohaniwan  dan  awam,  berkat  ilham  ilahi  mulai
            menggabungkan diri dengan Sto. Fransiskus, karena ingin menjadi satria Kristus untuk selama-lamanya di
            bawah pimpinan dan bimbingannya. Bagaikan sungai yang meluapkan rahmat surgawi, hamba Allah yang
            suci itu menyirami mereka dengan bunga-bungan keutamaan-keutamaan. Memang ia adalah seniman ulung;
            karena  nama  harumnya  tersiar  luas,  maka  sekedar  teladan,  cara  hidup  dan  ajaran  Gereja  Kristus
            diperbaharui dalam kedua jenis kelamin dan ketiga barisan orang-orang pilihan itu maju dengan jayanya.
            Mereka sekalian diberinya pedoman hidup, dan kepada setiap tingkatan ditunjukkannya dengan sungguh-
            sungguh jalan menuju keselamatan. (1 Cel. 37)
            Tidak hanya laki-laki yang bertobat masuk tarekat, juga banyak perawan dan janda terkesan oleh kotbah
            para  saudara.  Atas  nasehat  para  saudara  mereka  mengurung  diri  dalam  biara  tertib  untuk  melakukan
            pertobatan.  Salah  seorang  saudara  diangkat  menjadi  visitator  dan  pengawas  mereka.  Demikian  orang
            beristri atau bersuami yang tidak dapat melepaskan diri dari hukum perkawinan, atas nasehat penyelamat
            para saudara, dengan lebih seksama menekuni pertobatan di rumahnya sendiri. (KKS XIV,60)

            Fransiskus  tetap  menekankan  agar  kaum  awam  menempuh  jalan  Injili  sebagai  duniawi,  artinya
            bersinggungan langsung dengan masyarakat.

                                              4
        2.  ORDO FRANSISKAN SEKULAR
            Sebagaimana diutarakan di atas, 1 Cel 37, namun perlu dikoreksi sedikit, karena seolah-olah seluruh
            gelombang itu tiba-tiba mulai, sebenarnya Ordo Ketiga datang dari 2 (dua) hulu sungai.
                   pertama dari gerakan para pentobat (penitentes) yang telah ada sebelum Fransiskus
                   kedua yang justru lebih besar adalah dari kesaksian Fransiskus sendiri

            Seorang  ahli  sejarah  Fransiskan  yang  bernama  Raffelaelle  Pazelli  menuliskan  bahwa  para  pentobat  ini
            muncul dengan sendirinya di dalam Gereja. Gereja dalam sejarahnya memiliki peraturan yang sedemikian
            ketat dan keras bagi para orang beriman yang berdosa, ia harus menempuh masa pencobaanyang bau setelah
            terpenuhi berbagai tuntutan maka ybs diterima kembali dalam pengakuan Gereja. Praksis ini mempunyai
            dasar dalam ajakan Injil, yang dikembangkan oleh Gereja, sejak abad pertama. Pertobatan yang berkelanjutan
            (Conversion), ini berarti bahwa tobat dan pertobatan sebagai tarekat dan gerakan, bukan hanya soal batin di
            dalam hati, melainkan diungkapkan di dalam pola lahiriah entah dengan cara yang amat umum; doa, puasa,




        4  Diambil dari Sejarah OFS oleh Pater Vincente Kunrath OFM
                                                             54
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39