Page 54 - PEMBINAAN PROFESI
P. 54
Pembinaan Profesi
Dalam kesederhanaan ia menunjukkan kelemahlembutannya kepada semua orang,
menyesuaikan diirnya dengan sewajarnya dengan watak semua orang. Ia lebih suci di
antara orang-orang suci, dan di antara orang-orang berdosa, ia mereka dirinya salah
seorang dari mereka (1 Cel 83)
Sikap Persaudaraan terhadap Semua Orang
Semangat kasih persaudaraan sang santo terbentang jauh dari pada manusia; bahkan ia
menghendaki menjadi sesama saudara dengan binatang-binatang, tentu saja dengan
semua ciptaan; ia merupakan “saudara universal”. Bahkan bisa dikatakan bahwa ia
telah memperoleh kembali kemurnian seorang Bapa di taman Eden, sehingga seluruh
ciptaan emnjadi subyek dan bersahabat dengan dia sehingga menyerupai Adam. Gereja
ini menjadi jelas dalam beberapa hal selama hidupnya, pada waktu ia berkotbah kepada
burung-burung, caranya menundukkan serigala di Gubbio, anak domba, saudara
burung elang, kelinci d danau Transimene – semua pengalaman ini menjiwai himne
Pujian Agung Kidung Segala Makhluk.
2. SUMBER SEMANGAT PERSAUDARAAN
Penemuannya akan Kebapaan Allah
Terjadilah di hadapan Bapak Uskup Asisi, ketika ia tak dimanjakan lagi oleh
kemewahan perlengkapan kebutuhan hidup, ia telanjang dan tak ada harta sepeserpun,
sehingga kenyataan kebapaan Allah nampak padanya dalam suatu kilatan cahaya yang
tiba-tiba: Mulai sekarang dan seterusnya, saya akan menyebut Bapa Kami yang ada
di surga.
Pewahyuan yang sama yang sedemikian mempengaruhi Fransiskus akan Kebapaan
Allah sehingga menjadi jelas ialah kehendak Bapa mempersatukan seluruh umat
manusia dalam satu keluarga. Bahkan lebih lagi, Fransiskus menunjukkan bahwa
bukan hanya umat manusia, tetapi juga semua ciptaan yang keluar dari tangan Allah
Bapa kita berada dalam kalangan saudara kita. Setiap ciptaan mestinya pada
tingkatnya, membentuk keluarga ciptaan, dan rencana Allah atas seluruh ciptaan hidup
sebagai anggota keluarga Allah.
Karena segalanya berasal dari Allah, Fransiskus memanggil bukan hanya untuk para
pengikutnya dan orang lain tetapi juga untuk semua ciptaan, saudara atau saudari:
saudara matahari, saudara burung, saudara api, bahkan saudari maut. Semangat
persaudaraannya tidak cukup hanya dengan memanggil seluruh ciptaan dengan istilah
saudaranya, ia secara nyata memperlakukan mereka sebagaimana mereka sungguh-
sungguh saudara-saudarinya; orang, binatang, atau benda mati; semua objek kasih dan
hasratnya, bagi semua yang telah diciptakan Allah Bapanya.
Penemuannya akan Kristus Saudaranya
Ketika Fransiskus memahami kenyataan Kebapaan Allah darai kesatuan seluruh
ciptaan, ia merasa pada saat yang sama bahwa Kristus dialami secara khusus dan unik
sebagai Saudara kita:
Betapa suci dan kasihnya, betapa senang dan sederhananya, betapa damai, betapa
senang dan sangat menyenangkan, dapat mengasihi dan mengingini di atas segalanya
memiliki seorang Saudara seperti ini, yang menyerahkan hidupnya bagi domba-Nya
(bdk. Yoh.10:15), dan berdoa kepada Bapanya bagi kita, dengan mengatakan; Bapa
yang Kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, mereka yang telah Engkau berikan
kepada-Ku di dunia, adalah milik-Mu, dan mereka telah Engkau berikan kepada-Ku...
Dan aku mau, supaya di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama Aku
agar mereka memandang kemuliaan-Ku di dalam Kerajaan-Mu. (bdk. Yoh. 17:6-24;
2 SurBerim. 54-60)
221