Page 63 - DUMMY BUKU KPU
P. 63

Tahun 2005 sebagai  tahun kedaulatan rakyat ditandai dengan
        berlakunya UU 32 tahun 2004.  Kedaulatan seperti yang dinukil  Franz
        Magnis Suseno  dari Jean Bodin  ,  dilukiskan sebagai hak kekuasaan
        mutlak, tertinggi, tak terbatas tak tergantung dan tanpa kecuali. Maka
        dari itu kedaulatan menjadi ciri utama negara yaitu tidak ada pihak baik
        di dalam maupun luar negri yang harus dimintai izin untuk menetapkan
        atau melakukan sesuatu.  Penyelenggaraan pilkada langsung  tak  syak
        adalah  sebuah  upaya  konstitusional  untuk  menegakkan  kedaulatan
        rakyat  di  tingkat  lokal  sekaligus  untuk  mengakhiri  paradoks  politik
        Indonesia.
               Seiring  dengan  makin  maraknya penyelenggaraan  pilkada
        di  berbagai daerah, pada era Presiden Susilo  Bambang Yudhoyono,
        pemerintah menerbitkan UU  22/2014  tentang Pemilihan  Gubernur,
        Bupati, dan Walikota. UU tersebut disahkan dan ditandatangani Presiden
        Susilo  Bambang Yudhoyono  di  pengujung  masa tugasnya sebagai
        presiden pada 30 September 2014.
               Regulasi  ini  juga menandai  era pilkada serentak. Beberapa
        tahun sebelumnya, pilkada dilaksanakan pada tahun yang sama, tetapi
        pelaksanaannya belum tentu pada bulan dan tanggal yang sama.


               Setidaknya ada 3 kepentingan strategis bagi pelaksanaan Pilkada
        langsung yaitu  untuk memenuhi amanat reformasi 1998, melaksanakan
        Pasal  18  ayat  (4)  Amandemen  II  UUD  1945  dan  upaya  membuat
        keselarasan pola serta prosedur dalam pemilihan pejabat eksekutif. Di
        samping itu sisi positif Pilkada langsung adalah pertama, Kepala daerah
        yang terpilih akan mendapatkan mandat dan dukungan lebih riil dari
        masyarakat sebagai wujud kontrak sosial antara pemilih dengan tokoh
        yang dipilih. Kedua, dapat menghindari intrik-intrik politik yang muncul
        ketika  proses  pemilihan    dilakukan  dengan  sistim  perwakilan.  Ketiga
        dapat memperkokoh legitimasi yang kuat sebagai kepala daerah dalam
        menjalankan fungsi  pemerintahan daerah dalam kerangka otonomi
        daerah.
               Menurut  Djohermansyah  Djohan,  terdapat sedikitnya lima
        (5) implikasi  kehadiran pilkada langsung  terhadap kelembagana dan


 Meneguhkan Kedaulatan Pemilih               Pandemi Tak Halangi Partisipasi  63
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68