Page 41 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 41

H. Kasim Marewa (ABRI) beserta saudaranya Syarif Marewa
            (alumni/swasta), juga senantiasa memberikan dukungan moril dan
            materil kepada pengurus cabang.  Kesulitan mendapatkan tempat
            untuk melakukan kegiatan bastra dapat teratasi atas fasilitasi dan

            dukungan  H.  Kasim  Marewa,  dengan  memberikan  izin  untuk
            menggunakan  gedung  DDI  yang  sudah  tidak  digunakan,  dalam
            keadaan kosong dan di jadikan kandang kambing yang  kebetulan
            berdampingan dengan Toko Kasmar.
                   Situasi berubah 180 derajat ketika tiba-tiba terdengar kabar
            bahwa ada seorang gubernur dengan latar belakang alumni HMI.
            Kabar ini membawa angin segar bagi para kader dan alumni HMI,
            yang  sebelumnya  merasa  takut  atau  malu  mengakui  keterkaitan
            mereka dengan HMI tersebut. Dengan munculnya figur gubernur
            yang berperan penting dan sukses, banyak alumni HMI yang merasa
            bangga  dan  akhirnya  tidak  lagi  malu  untuk  mengungkapkan

            identitas mereka sebagai kader HMI. Hal ini memberikan dorongan
            positif  bagi  eksistensi  HMI,  sekaligus  menunjukkan  bahwa
            organisasi  tersebut  mampu  menghasilkan  pemimpin  yang
            berpengaruh dalam ranah politik dan pemerintahan.
                   Alala  merupakan  alumni  ‘keras’  yang  membacakan  surat
            pernyataan  bubarkan  PKI  di  depan  Presiden  Soekarno,  di  istana
            Bogor. Kakanda Ir. Alala juga dikenal dan diketahui sebagai Direktur
            Utama  PT.  Kapas  Indah  Indonesia  yang  berlokasi  di  Punggaluku,

            Kecamatan Lainea dan beliau “orangnya ibu Tien”. Meskipun  Alala
            belum secara resmi dilantik jadi gubernur, tapi kekentalan HMI nya
            sudah  sangat  diketahui  orang  banyak,  maka  semua  alumni  yang
            sembunyi dan tidak berani muncul, datang menemui ketum saat itu
            dengan  menawarkan apa yang bisa dibantu. Hebatnya lagi pada
            waktu itu, ada  banyak  pejabat  yang bukan alumni HMI, tiba  tiba
            datang dan mengakui dirinya sebagai alumni HMI. Mansyur Pawata
            mengetahui  siapa  saja  mereka,  tapi  memilih  untuk    menghindari




                                                                         22
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46