Page 39 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 39
memilihnya menjadi ketum HMI cabang Kendari. Peserta konpercab
tidak seorang pun yang berani, berminat dan bersedia menjadi
ketum, termasuk Mansyur Pawata. Guna menghindari agar tidak
terpilih menjadi ketum, beberapa jam sebelum pemilihan, Mansyur
Pawata memilih untuk secara sembunyi-sembunyi meninggalkan
tempat konperensi cabang. Ia memilih kabur meninggalkan lokasi
untuk ke rumah yakni di belakang teplan Benu-Benua untuk istirahat
karena memang sudah beberapa hari begadang. Sebelum tidur,
motor Suzuki miliknya, sengaja mengempiskan ban motor,
memarkir motor pada posisi tegak dengan standar tengah, dan
mencabut pentil ban.
Ia sudah tertidur kurang lebih selama 1 (satu) jam lamanya,
kemudian terbangun karena suasana gaduh di depan rumah disertai
dengan bunyi knalpot motor. Rupanya terdapat 3 (tiga) sepeda
motor datang ke rumah Mansyur Pawata untuk menjemput. Dari 3
(tiga) orang itu, Mansyur Pawata hanya mengingat nama
Hasanuddin Umar dan Zulkifli Joenoes. Kedatangan mereka yakni
membawa mandat dari peserta konpercab dan memintanya untuk
kembali ke tempat lokasi konfrensi.
Mansyur Pawata sangat menghargai persahabatan dan
solidaritas pada situasi saat itu HMI Cabang Kendari yang masih
penuh keterbatasan, sehingga memutuskan untuk ke lokasi
konpercab. Ia yang sudah tidak menggunakan motor pribadi karena
ban sudah kempes, akhirnya dibonceng oleh Hasanuddin Umar.
Cerita ini menggambarkan bahwa meskipun dihadapkan pada
penghalangan fisik, ia menunjukkan tekad untuk berpartisipasi. Ini
adalah gambaran pada era tersebut, meski HMI Cabang Kendari ada
dalam tekanan besar, semangat untuk memperjuangkan sesuatu
tetap muncul dan menggerakkan Mansyur Pawata untuk melawan
segala bentuk pembatasan.
20

