Page 15 - 8731_Andisipengendangcilik
P. 15

“Ini lebih seru,” katanya dalam  hati. “Suara

            gamelannya lebih menghentak,  lebih menggetarkan.
            Saya harus bisa menirukannya,”  gumamnya  keheranan
            tidak berkesudahan.


                   “Jangan keras-keras Andi, ini sudah malam!” pinta
            ibunya sambil menyiapkan hidangan makan malam. Bu

            Suwarmi  tahu,  suara itu akan menjadi bakal masalah
            dengan kakak-kakaknya yang sedang belajar di kamar.

            Andi tidak menghiraukannya. Andi malah menambahkan
            volume suaranya sehingga semakin keras terdengar.


                   “Kalau tidak bisa dikecilkan suaranya, nanti saya
            matikan sekalian TV-nya, biar tidak bisa nonton,” bentak
            Nova dari dalam kamar karena sudah merasa ter ganggu.

            Bu Suwarmi sudah mengira apa yang akan terjadi karena
            jelas-jelas suara televisi terdengar keras sekali. Bagi Andi,
            mungkin tidak seberapa karena ia sedang menikmatinya.

            Andi benar-benar seperti sedang mabuk dengan kesenian
            ebeg. Ia lupa dengan PR dari sekolahnya,  lupa dengan
            kegiatan belajarnya, dan lupa juga dengan jadwal makan

              malamnya.

                   Nova, kakak Andi, sudah keluar dari kamar dengan

            tangan berkacak pinggang. Wajahnya menegang mena han
            marah.  “Hei ...  kecilkan suaranya, mengganggu kakak

            nih!” bentak Nova lebih keras daripada sebelumnya.




                                                                      5
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20