Page 23 - e-modul praktikum
P. 23
Gambar 3. Struktur Dasar Flavonoid
Pengenalan flavonoid didasarkan pada reaksi reduksi gugusan
karbonil pada lingkar δ-lakton menjadi gugusan alcohol membentuk
senyawa hidroksi yang berwarna-warni tergantung pada gugusan
fungsional yang terikat pada lingkaran A atau B. Warna yang terjadi
dapat ditarik oleh amil alkohol. Flavonoid sering dijumpai bentuk
glikosidanya dibanding bentuk bebas (aglikon). Bentuk glikosidanya larut
dalam pelarut polar seperti air, metanol, etanol, aseton, butanol.
Sedangkan bentuk bebasnya larut dalam pelarut kurang polar seperti
klorofom dan eter. Flavonoid bentuk glikosida ada dua jenis, yaitu
flavonoid C-glikosida dan flavonoid O-glikosida. Flavonoid dapat
diidentifikasi menggunakan uji Shinoda (serbuk Mg dan beberapa tetes
HCl 5 M) yang akan menghasilkan warna merah hingga merah keunguan
sebagai tanda keberadaan flavanon, flavonol, flavanonol, dan
dihidroflavonol (Hanani, 2015).
3. Senyawa Saponin
Saponin adalah senyawa metabolit sekunder dalam tumbuhan yang
bersifat dapat membentuk busa, serta dapat menghemolisis sel darah
merah. Senyawa ini larut dalam air namun tidak larut dalam pelarut non
polar seperti eter. Saponin bersifat racun terhadap ikan dan dapat
dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan
menghemolisis sel darah. Saponin terbagi menjadi 2, yaitu saponin steroid
dan saponin triterpen. Saponin steroid memiliki inti steroid (C-27) yang
terikat dengan gula. Saponin ini jika terhidrolisis akan menghasilkan
aglikon yang disebut sapogenin. Saponin steroid memiliki inti steroid C-17
Praktikum Kimia Organik 19

