Page 16 - Majalah POM Vol.6/No.3/2024
P. 16
Deputy of WHO Representative for Indonesia Momoe Takeuchi menyampaikan
Virtual Technical meeting dengan WHO untuk evaluasi cGBT apresiasi dan dukungan terhadap BPOM untuk meraih WLA pada forum
tools yang telah disubmit BPOM (07/11/2024).
Sosialisasi BPOM menuju WLA kepada stakeholder, Jakarta (12/7/2024).
Perjalanan BPOM Raih WLA
12 Agustus 2024: 9 Desember 2024: 20-23 Januari 2025: 14 Maret 2025:
8 Maret 2024 : Penyampaian Persetujuan Dilaksanakan Indonesia self- Virtual Meeting dengan Virtual meeting lanjutan bersama
Penyampaian Pengajuan BPOM terhadap ruang lingkup, 9 assessment feedback terkait WHO terkait BPOM’s WHO untuk mendapatkan respon
Indonesia dalam program fungsi regulatori, dan roadmap/ indikator kinerja (performance response to WHO feedback dari WHO terkait hasil virtual meeting
WLA kepada WHO timeline penilaian evaluation) for GBT and PE indicators tanggal 20--23 Januari 2025
01 03 05 07 09
02 04 06 08
Maret s.d Juli 2024: 21 November 2024: 6 Januari 2025: 21 Februari 2025:
Respon WHO atas BPOM akan menyampaikan BPOM diminta menyerahkan Batas waktu penyampaian
Pengajuan Indonesia penjelasan tertulis atas beberapa dokumen pendukung, tambahan data ke WHO
(penilaian EoI) pertanyaan WHO melalui di antaranya update daftar berdasarkan hasil virtual meeting
platform SharePoint rencana inspeksi GCP vaksin tanggal 20--23 Januari 2025
Manfaat Pengakuan WLA bagi Indonesia
01 Rujukan Regulator Global
BPOM diakui sebagai otoritas regulatori yang kredibel secara global. Hal ini memungkinkan BPOM menjadi rujukan bagi regulator
di negara lain dan meningkatkan posisi strategis Indonesia dalam kerja sama internasional di bidang farmasi, khususnya vaksin.
02 Peningkatan Daya Saing Industri Farmasi Nasional
Produk farmasi Indonesia khususnya vaksin, akan lebih mudah diterima di pasar global. Kemudahan akses ke pasar global ini juga
dapat memacu investasi asing dalam sektor farmasi di Indonesia.
Peluang Ekspor Lebih Besar
03
Pengakuan ini membuka peluang ekspor vaksin ke berbagai negara, terutama ke negara-negara yang mensyaratkan produk
farmasi berasal dari regulator dengan status WLA. Hal ini akan mendorong peningkatan devisa negara dan memperluas pasar
bagi produk vaksin Indonesia.
04 Peningkatan Kepercayaan Internasional
Kepercayaan dunia terhadap mutu dan keamanan produk vaksin Indonesia akan meningkat. Hal ini tidak hanya mendukung
status prakualifikasi WHO bagi produk vaksin nasional tetapi juga membantu membangun reputasi Indonesia sebagai produsen
vaksin berkualitas tinggi.
05 Penguatan Fungsi Regulasi Berkelanjutan
Untuk memenuhi kriteria WLA, BPOM perlu terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya, termasuk dalam aspek regulasi,
pengawasan, dan penerapan standar internasional. Hal ini akan memperkuat fungsi regulatori BPOM secara berkelanjutan serta
menciptakan ekosistem farmasi yang lebih aman dan tepercaya di dalam negeri.
06 Dukungan Ketahanan Kesehatan Global
Dengan status WLA, Indonesia dapat berkontribusi lebih besar dalam memastikan ketersediaan vaksin yang aman dan bermutu
di pasar internasional. Hal ini juga mendukung peran Indonesia dalam upaya global untuk menghadapi tantangan kesehatan,
termasuk pandemi di masa depan.
07 Penguatan Diplomasi Kesehatan
Pengakuan ini memberikan posisi tawar yang lebih kuat bagi Indonesia dalam forum internasional terkait kesehatan dan farmasi.
Indonesia dapat berperan lebih aktif dalam menyusun kebijakan global terkait dengan keamanan dan distribusi produk vaksin.
16
Vol.6/No.3/2024