Page 30 - E-Klip Konvensi Nasional Kemandirian Obat Herbal
P. 30
Judul : Kendala Pengembangan Jamu dan Obat Herbal di Indonesia, BPOM Singgung
Masih Impornya Bahan Baku
Nama Media : Solo.tribunnews.com
Tanggal : 8/5/2022
Halaman/URL : https://solo.tribunnews.com/2022/08/05/kendala-pengembangan-jamu-dan-
obat-herbal-di-indonesia-bpom-singgung-masih-impornya-bahan-baku
Tipe Media : Media Online
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
menyebut kendala pengembangan jamu dan
obat herbal di Indonesia adalah impor bahan
baku dari negara lain.
Ketersediaan bahan baku obat bahan alam
sebesar 25 persen dari total kebutuhan saat
ini ternyata masih diperoleh melalui impor.
Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito
menyebutkan pemenuhan standar bahan
baku dan kuantitas di Indonesia belum dapat
dipenuhi secara konsisten atau
sustainability.
"Penjualan jamu dan obat herbal nasional di
Indonesia diperkirakan dapat mencapai Rp
23 triliun pada tahun 2025. Potensi ini juga
membuka peluang bagi jamu yang berorientasi ekspor," kata dia, kepada TribunSolo.com, Kamis
(4/8/2022).
Menurutnya, potensi pengembangan yang besar tersebut perlu didukung dengan kemampuan
penyediaan dan pasokan bahan baku yang memenuhi standar.
Selain itu, persoalan kontinuitas atau sustainability ketersediaan bahan baku juga harus bisa dijaga
dengan berbagai upaya intervensi hulu ke hilir.
"Ini dilakukan agar produk obat bahan alam dapat diproduksi dengan harga yang relatif murah dan
bermutu secara kontinu,” jelasnya.
Sementara itu, dengan keanekaragaman hayati di Indonesia, ekspor yang dilakukan malah dalam bentuk
bahan baku, bukan barang jadi.
Menurut Penny, hal tersebut perlu menjadi bahan evaluasi bersama.