Page 36 - E-Klip Konvensi Nasional Kemandirian Obat Herbal
P. 36

“Tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi dengan menjaga stabilitas ketersediaan bahan baku obat
                bahan alam, baik dari sisi jumlah, kontinuitas [sustainability], mutu, maupun harganya melalui berbagai
                upaya intervensi dari hulu ke hilir,” kata Penny dalam kegiatan tersebut.

                Pengusaha Jamu

                Sebelumnya, pengusaha jamu di Indonesia menyoroti pemenuhan bahan baku obat alam dan kualitas
                produk yang ada di dalam negeri. Mengingat sebanyak 25% bahan baku obat bahan alam di Tanah Air
                masih harus mengimpor dari luar negeri.

                Direktur PT Industri Jamu Borobudur Rachmat Sarwono, mengatakan masih banyak yang harus dipenuhi
                agar Indonesia menjadi negara pengekspor berstandar internasional. Di antaranya berkaitan dengan
                penyimpanan dan pengeringan bahan baku obat alam.

                “Kalau penyimpanannya bagus otomatis standar kita bisa tinggi dan negara yang rewel tentang bakteri
                bisa menerima,” jelas Rachmat.

                Hal itu disampaikan saat konvensi nasional Kemandirian Nasional dalam Penyediaan Bahan Baku Obat
                Bahan Alam sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Daya Saing Produk dan Grand Launching Virtual Expo
                IEBA di Best Western Solo Baru, Sukoharjo, Kamis (4/8/2022).

                “Di China, jamu yang sudah kering rempah-rempahnya kalau ekspor tidak jalan disimpan di temperature
                16 derajat umur bahan bisa bertahan lebih dari satu tahun. Tetapi kalau di Indonesia umurnya pendek,”
                tambah dia.

                Berdasarkan  pengalamannya  mengekspor  ke  beberapa  negara,  Jepang  menjadi  negara  yang  sulit
                menjadi  destinasi  ekspor.  Hal  itu  berkaitan  dengan  mutu  dan  kualitas  Indonesia  yang  harus  sesuai
                standar internasional.

                “Kami yang paling banyak [destinasi ekspor ke] Rusia dan Jepang. Jepang tidak gampang lo, rewel sekali.
                Menurut pemeriksaan dia kalau tidak sesuai standar harus di reject. Reject-nya bukan dikembalikan lo,
                tetapi dimusnahkan,” keluhnya.

                Namun, jika produk sudah diterima di Jepang hingga tiga kali pengiriman, pemeriksaan selanjutnya tidak
                terlalu ketat.

                Rachmat berharap pembibitan dan penanaman terus bisa dikembangkan.

                “Kalau bisa terus dikembangkan, seperti tanaman yang bermanfaat jangan hanya di kebun. Misalnya di
                pinggir jalan bukan hanya ditanam bunga tetapi bisa juga ditanami pohon-pohon yang bisa dijadikan obat
                jamu,” jelasnya.
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41