Page 171 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 171
Judul : Ranitidin Masih Obat Legal
Nama Media : medcom.id
Tanggal : 11 Oktober 2019
Halaman/URL: https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/ybJVJ2Wb-ranitidin-
masih-obat-legal
Tipe Media : Online
Jakarta: Ketua Pengurus Pusat
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Nurul
Falah menyebut Ranitidin masih
tergolong obat legal. Meski Badan
Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) menarik peredaran obat
tukak lambung dan tukak usus,
Ranitidin menyusul temuan cemaran
N-Nitrosodimethylamine (NDMA).
"Izin edarnya masih ada, jadi tak ada
unsur pidana kalau masih
menyimpan Ranitidin sampai saat
ini," kata Nurul di kantor BPOM Jalan
Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Jumat, 11 Oktober 2019.
Nurul menyebut Ranitidin telah memperoleh izin edar dari BPOM sejak 1989. Selama
izin itu belum dicabut, seorang yang masih memiliki atau menyimpan Ranitidin tak bisa
dipidana.
Nurul mengimbau kepada seluruh apoteker agar tak lagi memberikan obat tersebut
kepada masyarakat. Hal ini menyusul keputusan BPOM menarik sementara Ranitidin
dari peredaran.
"Apoteker-apoteker di industri farmasi sudah diperintahkan berhenti memproduksi
dan menghentikan peredaran, bahkan recall, menarik yang ada di dalam pelayanan,
termasuk di rumah sakit, instalasi farmasi, apotek, klinik, dan puskemas," ujarnya.
Masyarakat yang masih menyimpan Ranitidin agar menghentikan sementara
konsumsi obat tersebut. Dia menyarankan mencari alternatif pengganti Ranitidin.
Masyarakat bisa berkonsultasi dengan dokter atau apoteker mencari pengganti
Ranitidin hingga ada keputusan lebih lanjut dari BPOM.
"Kalau masih ada yang menggunakan ranitidin sarankan ke tenaga medis terdekat,
nanti tenaga medis sudah mengerti alternatif lainya," jelas Nurul.

