Page 175 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 175

Judul          : Penarikan Obat Ranitidin, Ini Pereda Maag di Zaman Nabi

               Nama Media : nawacita.co

               Tanggal        : 11 Oktober 2019

               Halaman/URL: http://nawacita.co/index.php/2019/10/11/penarikan-obat-ranitidin-ini-
               pereda-maag-di-zaman-nabi/

               Tipe Media  : Online

                                                                    SURABAYA,  Nawacita  –  BADAN
                                                                   Pengawas  Obat  dan  Makanan
                                                                   (BPOM)      menarik    ranitidin   dari
                                                                   peredaran.  Pereda  maag  itu  tidak
                                                                   boleh    beredar     karena    diduga
                                                                   tercemar     N-Nitrosodimethylamine
                                                                   (NDMA) yang memicu risiko kanker.

                                                                   Meski begitu masyarakat tidak usah
                                                                   khawatir, sebab ranitidin bukan satu-
                                                                   satunya     pereda      maag.      Ahli
                                                                   Pengobatan Thibbun Nabawi Ustadz
               Muhammad  Suharsono  mengatakan,  terdapat  obat  -obatan  tradisional  yang  bisa
               membantu  meredakan penyakit maag, contohnya  madu. Namun demikian sifatnya
               hanya mencegah, meredakan, bukan mengobati.

               “Madu  atau  herbal  atau  yang  lainnya  itu  sifatnya  hanya  pencegahan  saja  atau
               preventif. Tetapi apabila sudah ada diagnosa dari dokter, didukung dengan data hasil
               laboratorium atau radiologi yang mengindikasikan penyakit tertentu, maka sebaiknya
               mengikuti saran dokter. Mengikuti saran dokter ini adalah bagian dari ketaatan kepada
               Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW,” paparnya.

               Mengkonsumsi  madu  dapat  menggantikan  ranitidin.  Ibnu  Qayyim  Al-Jauziyah
               menjelaskan  dalam  kitab  Ath-Thibbun  Nabawi,  bahwa  suatu  ketika  ada  seorang
               sahabat datang menghadap Rasulullah dan mengeluhkan perutnya yang terasa sakit.
               Kemudian Rasulullah menyarankan agar sahabat tersebut mengkonsumsi madu.
               Setelah  tiga  kali  mengkonsumsi  madu  atas  saran  Rasulullah,  sahabat  tersebut
               akhirnya sembuh dari penyakit perutnya yang diduga maag (saat ini).

               Kemudian ada juga doa agar nyeri perut akibat maag cepat sembuh. Doa ini juga
               sering  dibacakan  Rasulullah,  yaitu  dengan  cara  meletakan  tangan  di  atas  perut.
               Berikut bacaannya:
                                            َ
                   ُ
                       َ
                                                                                      ّ
                                                                                 ّ َ
                                                           ً
                 ُ رِذا َ حأوُد ِ جأ ام   ِ رَش    نِم   ِهِت َ ر دُقو   ِ ّ للَاِب   ُ ذوُعأ    تا ّ رم  ع بَس    لُقو. اثَلاَث.  ِ ّ اللَ   ِ م ساِب    لُقو   َكِدَس َج    نِم  م لأَت ىِذلا ىَلَع   َكَدَي    عَض
                    َ
                                                                       َ
                         َ
                                                        َ
                                                 َ َ
                                     َ
                                                                                 َ
               “Letakkan tanganmu pada tempat yang sakit dan bacalah Bismillah tiga kali, lalu
               bacalah
               A’uudzu  billahi  wa  qudrotihi  min  syarri  maa  ajidu  wa  uhaadziru.  Artinya:  “Aku
               berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari keburukan yang sedang aku rasakan
               dan yang aku khawatirkan” (HR. Muslim).
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180