Page 187 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 187
aman dikonsumsi dan bisa menyembuhkan jika komposisinya tidak terlalu besar dan
tidak dikonsumsi dalam durasi yang lama.
"Respons cepat ini, kami harapkan masyarakat bisa memahami dan tidak panik," kata
dia.
Menurut Ketua Ikatan Apoteker Indoensia (IAI) Nurul Falah, zat kandungan ranitidin
yang bisa menjadi karsinogen jika pasien mengkonsumsinya dengan kadar 92
nanogram secara rutin.
"Kalau kadarnya lebih dari 92 nanogram/hari menjadi karsinogenik. Tapi itu kalau
diminum terus-menerus. Kalau gak terus terusan enggak apa-apa," kata dia di lokasi
yang sama.
Ia mengatakan, randitin merupakan salah satu jenis obat generik yang banyak
tersedia di Puskesmas dan apotek. Beberapa diantaranya yaitu antasida, famotidin,
proton paminbitor omeprasol.
"Apotekernya tidak lagi memberikan ranitidin pada masyarakat karena sudah
dinyatakan untuk di recall [ditarik]. Meskipun ini obat legal, izin edarnya masih ada.
Jadi tak ada unsur pidana kalau masih menyimpan ranitidin saat ini, karena masih
dalam proses recall dan suspend," papar dia.
Ia mengatakan, hukuman bagi para produsen akan dilakukan setelah masa suspend.
Alias ada keterangan BPOM melarang obat berkandungan raniditin dijual di pasaran
"Kami mengimbau kepada semua masyarakat terutama di apotik segera menarik
[raniditin] dari perderaran kemudian kepada aparat ini sekali lagi ini obat legal. Sampai
nanti BPOM mengumumkan kalau ini dicabut izin edarnya. Karena kan ini masih
dalam proses penelitian lebih lanjut," jelas dia.
Untuk memastikan raniditin tak dikonsumsi masyarakat, IAI sudah mengimbau
produsennya ubtuk tak memproduksi obat dengan kandungan ranitidin sejak imbauan
recall dari BPOM keluar.
"Kami yang di industri farmasi tentu kami sudah menghentikan produksi. kemudian
melalui distributornya masing-masing melakukan recall. Kemudian apoteker-apoteker
kami yang membuat pelayanan di rumah sakit di apotek di klinik kesehatan dan
kefarmasian dan di puskesmas juga merecall obat obatannya. Tidak disalurkan
kepada masyarakat khususnya si ranitidin ini," terang dia.
Meski sudah panjang lebar menjelaskan soal raniditin, ia enggan menyebutkan 67
merek obat yang sedang ditarik dari pasaran tersebut."Ini obat tukak lambung dan
tukak usus. Saya enggak mau sebut merek karena ranitidin itu nama generik.
Mereknya banyak tadi disebutkan ada 67. Jadi, nama generik. Kalau nama generik itu
nama bukan nama dagang," tandas dia.
Sebelum melakukan penarikan, BPOM telah memberikan persetujuan terhadap
ranitidin, obat yang digunakan untuk pengobatan gejala penyakit tukak lambung dan
tukak usus, melalui kajian evaluasi keamanan, khasiat, dan mutu. Ranitidin tersedia
dalam bentuk sediaan tablet, sirup, dan injeksi.