Page 358 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 358
Judul : Obat Ranitidin di Ponorogo Tidak Ditarik Semua, Ini Alasannya
Nama Media : jatimnow.com
Tanggal : 18 Oktober 2019
Halaman/URL: https://jatimnow.com/baca-20506-obat-ranitidin-di-ponorogo-tidak-
ditarik-semua-ini-alasannya
Tipe Media : Online
jatimnow.com---Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM)
melakukan penarikan produk obat
jenis Ranitidin karena diduga dapat
memicu pertumbuhan sel kanker.
Dinas Kesehatan (Dinkes)
Kabupaten Ponorogo juga telah
meminta semua apoteker untuk tidak
menjual maupun memberikan obat
tersebut. Namun tidak semua produk
Ranitidin di Ponorogo ditarik.
Kadinkes Ponorogo, drg Rahayu Kusdarini membenarkan jika dalam website resmi
BPOM tertanggal 9 September 2019 di dalam Ranitidin yang terdeteksi mengandung
N-nitrosodimethylamine (NDMA) harus ditarik.
"Benar BPOM membuat release bahwa harus ada penarikan Ranitidin yang
mengandung NDMA," katanya.
Menurutnya, yang harus diketahui adalah BPOM tidak menyuruh untuk menarik
semua jenis obat Ranitidin. Hanya obat yang diproduksi oleh produsen dengan nomor
batch tertentu.
"Ada empat jenis nomor batch yang disuruh menarik. Yang memproduksi juga cuma
satu produsen. Itu yang wajib ditarik," jelasnya.
Untuk di Ponorogo, peredaran obat Ranitidin yang diwajibkan dan dianjurkan oleh
BPOM untuk menarik telah dilakukan. Diharapkan agar masyarakat tidak perlu takut
jika ada resep Ranitidin.
"Tidak semua Ranitidin membahayakan. Apabila ada masyarakat yang masih takut.
Bisa selanjutnya konsultasi dengan tim kesehatan, jangan resah jangan khawatir,
sebab ini kan obat untuk luka lambung. Sekali lagi tidak ada yang perlu diresahkan,"
tegasnya.
Kepala Instalasi Farmasi RSUD dr Harjono, Septi Intan Tri Ayu mengatakan untuk
obat yang diwajibkan dan dianjurkan oleh BPOM untuk ditarik telah dilakukan.
"Kami masih menyediakan Ranitidin yang aman. Yang disuruh menarik sudah kami
kembalikan ke produsen," katanya.