Page 353 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 353

Judul          : Peredaran Obat Ranitidin Ditarik BPOM Lakukan Monitoring

               Nama Media : bisnisbali.com

               Tanggal        : 18 Oktober 2019

               Halaman/URL: http://bisnisbali.com/2019/10/18/peredaran-obat-ranitidin-ditarik-
               bpom-lakukan-monitoring

               Tipe Media  : Online

                                                                       Denpasar     (bisnisbali.com)    –
                                                                   Badan      POM      menginstruksikan
                                                                   kepada  Industri  Farmasi  pemegang
                                                                   izin   edar    produk    obat    yang
                                                                   mengandung         ranitidin     untuk
                                                                   melakukan  penghentian  produksi
                                                                   dan  distribusi  serta  melakukan
                                                                   penarikan  kembali  (recall)  seluruh
                                                                   bets  produk  dari  peredaran.  Waktu
                                                                   penarikan secara sukarela ini adalah
                                                                   80  hari  kerja  semenjak  perintah  ini
                                                                   diberikan yaitu pada 4 Oktober lalu.

                                                                   Kepala  Balai  Besar  Pengawasan
               Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni,  mengatakan
               penarikan  dilakukan  sehubungan  dengan  adanya  informasi  cemaran  N-
               Nitrosodimethylamine  (NDMA)  pada  produk  obat  yang  mengandung  ranitidin
               sebagaimana  disampaikan  oleh  US  Food  and  Drug  Administration(US  FDA)  dan
               European  Medicine  Agency  (EMA).  Intruksi  ini  juga  berlaku  di  Bali  dan  untuk  itu
               pihaknya  terus  melakukan  monitoring  proses  penarikan  produk  secara  sukarela
               sesuai dengan batas waktu yang diberikan.

               Ia melanjutkan, masing-masing industri farmasi akan melakukan pengujian kembali
               untuk memastikan apakah produknya mengandung cemaran N-Nitrosodimethylamine
               (NDMA) di atas ambang batas. ”Sampai hasil pengujian ini ada hasilnya, produk tidak
               boleh diproduksi dan diedarkan,” tuturnya.

               Menurut  Aryapatni,  ranitidin  adalah  obat  yang  digunakan  untuk  pengobatan  gejala
               penyakit tukak lambung dan tukak usus.  Badan POM telah memberikan persetujuan
               terhadap ranitidin sejak tahun 1989 melalui kajian evaluasi keamanan, khasiat, dan
               mutu. Ranitidin tersedia dalam bentuk sediaan tablet, sirup, dan injeksi. ”Namun saat
               ini dengan semakin majunya teknologi dan berkembangnya penelitian, diketahui jika
               dalam obat yang mengandung ranitidin ditemukan cemaran NDMA,” ujarnya.
               Cemaran NDMA ditemukan dalam jumlah yang relatif kecil pada sampel produk yang
               mengandung  bahan  aktif ranitidin. NDMA  merupakan turunan  zat  Nitrosamin  yang
               dapat terbentuk secara alami. Studi global memutuskan nilai ambang batas cemaran
               NDMA yang diperbolehkan adalah 96 nanogram/hari (acceptable daily intake). Obat
               bersifat  karsinogenik  jika  mengandung  NDMA  di  atas  ambang  batas  ini  serta
               dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
   348   349   350   351   352   353   354   355   356   357   358