Page 357 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 357

”Kami masih menunggu surat resmi dari BPOM untuk menarik Ranitidine. Kalau tidak
               ada  surat  ini  kami  sulit  melakukannya.  Jadi  sekarang  kami  masih  menunggu
               koordinasi ke pusat,” ungkapnya. Kendati  belum  membuat surat edaran,  sambung
               Rani, Dinkes Kota Depok telah berupa melakukan langkah pencegahan peredaran
               obat ranitidine ke masyarakat.

               Caranya memberikan arahan melalui grup WhatsApp kepada pengusaha apotek di
               Kota  Depok.  Kemudian  pihaknya  sedang  membuat  surat  edaran  untuk  diberikan
               kepada instansi kesehatan dan farmasi di Kota Depok untuk segera menarik produk
               Ranitidine.

               ”Sedang  diproses  suratnya  sesuai  arahan  Kementerian  Kesehatan.  Kami  sudah
               menginformasikan  ke  masing-masing  apotek  dan  rumah  sakit  untuk  tidak
               mengeluarkan obat itu melalui grup medsos,” ucapnya juga.

               Terpisah,  Praktisi  Kesehatan  dan  guru  besar  Fakultas  Kedokteran  Universitas
               Indonesia  (FKUI)  Ari  Fahrial  Syam  mengatakan  seharusnya  penarikan  obat
               mengandung ranitidine itu bisa dilakukan Dinkes Kota Depok kendati belum ada surat
               resmi dari BPOM RI. Karena itu merupakan tugas dari pemerintah daerah (pemda).
               Jadi,  penarikan  kedua  obat  itu  jadi  kewajiban  Dinkes  setempat.  ”Jika  menunggu
               BPOM  nanti  akan  muncul  korban.  Ini  sudah  jadi  tanggungjawab  Pemkot  Depok,
               karena apotek yang menjual obat itu ada di wilayah mereka. Jadi harusnya ini cepat
               direspon, jangan menunggu,” tuturnya.
   352   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362