Page 383 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 383

Judul          : Obat Ranitidin Dihentikan, Lantas?

               Nama Media : padek.co

               Tanggal        : 02 November 2019

               Halaman/URL: https://padek.co/koran/padangekspres.co.id/read/detail/134001/Obat-
               Ranitidin-Dihentikan--Lantas-

               Tipe Media  : Online

                                                                        Padek.co - Permasalahan ranitidin
                                                                   yang         terkontaminasi         N-
                                                                   Nitrosodimethylamine          (NDMA)
                                                                   memasuki  babak  baru  setelah
                                                                   Kementerian  Kesehatan  RI,  melalui
                                                                   Dirjen    Kefarmasian      dan     Alat
                                                                   Kesehatan      sesuai     surat    No.
                                                                   Hk.02.02/III/1767/2019 tertanggal 23
                                                                   Oktober    2019,     yang    ditujukan
                                                                   kepada     seluruh    kepala     Dinas
                                                                   Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/
                                                                   Kota  di  seluruh  Indonesia,  dan
                                                                   beredar  luas  di  media  sosial
               mengatakan bahwa status untuk semua produk ranitidin dinyatakan suspend, artinya
               ranitidin dihentikan sementara produksi, distribusi dan pelayanannya. Industri farmasi
               tidak  memproduksi  ranitidin  lagi,  Pedagang  Besar  Farmasi  (PBF)  tidak
               mendistribusikan ranitidin lagi dan fasilitas pelayanan kesehatan tidak lagi melakukan
               penyerahan obat ini kepada pasien.

               Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan mengawal proses penarikan
               produk  ranitidin  yang  sudah  dinyatakan  resmi  ditarik  dari  peredaran  dan  fasilitas
               pelayanan kesehatan diminta menyediakan, terapi pengganti ranitidin dengan obat
               dalam kelas terapetik yang sama.

               Penyakit maag/ hiperasiditas/ tukak lambung secara umum sering disebabkan oleh
               infeksi  Helicobacter  pylori,  efek  samping    penggunaan  obat-obatan  golongan
               Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID) dan Stress Related Mucosal Damage
               (SRMD).  Ada  beberapa  golongan  obat  yang  bisa  digunakan  sebagai  terapi  pada
               kondisi ini, misalnya antasida yang sering dikombinasikan dengan golongan antagonis
               reseptor H2, golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) seperti omeprazol, dan obat lain
               seperti misoprostol serta sukralfat juga bisa diberikan.

               Ranitidin sebenarnya adalah obat maag/ tukak lambung golongan antagonis reseptor
               H2  yang  bekerja  menurunkan  produksi  asam  lambung  melalui  hambatan  pada
               reseptor  histamin  2.  Obat  ini  digunakan  luas  pada  tukak  lambung  maupun  tukak
               duodenum (usus), serta Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Ranitidin tersedia
               dalam bentuk sediaan oral yang bisa dibeli bebas tanpa resep dokter di apotek karena
               termasuk Obat Wajib Apotek (OWA), serta sediaan injeksi yang banyak diresepkan
               pada pasien rawat inap di rumah sakit. Pada golongan antagonis reseptor H2 ini, ada
   378   379   380   381   382   383   384   385   386   387   388