Page 21 - Dukungan BPOM Dalam Vaksinasi Massal Vaksin Inavac
P. 21

Ketua Peneliti Vaksin Inavac Fedik Abdul Rantam memaparkan, vaksin Inavac saat ini baru tersedia
               bagi masyarakat usia 18 tahun ke atas. Proses riset vaksin Inavac untuk anak-anak dan remaja tidak
               boleh hanya sampai preklinik. Perlu ada tes pada manusia agar nantinya aman digunakan masyarakat.

               Sementara itu, menurut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny Kusumastuti
               Lukito,  keberhasilan  pengembangan  vaksin  Inavac  menjadi  tonggak  menuju  kemandirian  vaksin
               nasional.

               ”Ini  merupakan salah satu contoh implementasi kolaborasi triple-helix, yaitu akademisi (Universitas
               Airlangga)  mengembangkan  vaksin,  pelaku  usaha  (PT  Biotis)  memproduksi  berskala  massal,  dan
               pemerintah  mendukung  pengembangan  vaksin  ini  melalui  pendampingan  selama  proses
               pengembangan,” kata Penny.

               Badan POM mengawal pengembangan Vaksin Inavac mulai dari uji non-klinik pada hewan hingga uji
               klinik pada manusia, termasuk memberikan masukan desain penelitian uji klinik mulai dari fase 1, 2,
               dan 3. Selain itu, Badan POM juga melakukan asistensi regulatori penyiapan fasilitas produksi dalam
               rangka pemenuhan standar cara pembuatan obat yang baik (CPOB).

               Izin edar reguler

               Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencabut status kedaruratan kesehatan global per 5 Mei
               2023,  semua  negara  di  dunia,  termasuk  Indonesia,  merespons  kebijakan  tersebut  dengan  mencabut
               status kedaruratan Covid-19 secara nasional.

               Setelah  pandemi  dinyatakan  selesai,  vaksin  Covid-19  yang  beredar  harus  bisa  memberi  data  lebih
               lengkap dan mendalam terkait dengan aspek keamanan dan efektivitasnya.

               Ini  merupakan contoh implementasi kolaborasi triple-helix, yakni akademisi (Universitas Airlangga)
               mengembangkan  vaksin,  pelaku  usaha  (PT  Biotis)  memproduksi  skala  massal,  dan  pemerintah
               mendukung pengembangan vaksin.

               Penny  meningkatkan  ketentuan  Izin  Penggunaan  Darurat  (EUA)  vaksin  Covid-19  menjadi izin  edar
               reguler  saat  status  kedaruratan  kesehatan  di  Indonesia  dinyatakan  berakhir.  Hal  tersebut  bertujuan
               menjamin perlindungan masyarakat dalam jangka panjang.

               Meski  vaksin  yang  beredar  saat  ini  masih  berstatus  EUA,  Penny  memastikan  semua  produk  yang
               beredar  saat  ini  sudah  memenuhi  aspek  kualitas  dan  keamanan.  Badan  POM  pun  melakukan
               pengawasan  secara  berkala  setiap  tiga  bulan  sekali  untuk  memastikan  keamanan,  kualitas,  dan
               efektivitas vaksin pada tubuh penerima manfaat.

               ”Produsen juga melibatkan para peneliti dan pakar untuk ikut mengawasi efek samping yang mungkin
               timbul dari produk vaksin Covid-19,” ujarnya.
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26