Page 10 - Persetujuan Emergency Use Authorization (EUA) Vaksin Covovax Untuk Booster Usia 18 Tahun Ke Atas
P. 10
Judul : BPOM: Vaksin Covovax Bisa untuk Booster Usia 18 Tahun ke Atas
Nama Media : republika.co.id
Tanggal : 9/13/2022
Halaman/URL : https://www.republika.co.id/berita/ri4oth428/bpom-vaksin-covovax-bisa-
untuk-booster-usia-18-tahun-ke-atas
Tipe Media : Media Online
Jurnalis : Ratna Puspita
Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) RI memberi persetujuan
perluasan Izin Penggunaan Darurat
(EUA) Vaksin Covid-19 Covovax
untuk penambahan posologi dosis
booster homolog bagi sasaran
vaksinasi kelompok dewasa usia 18
tahun atau lebih. Vaksin Covovax
merupakan vaksin Covid-19 yang
dikembangkan Novavax Inc, USA.
"Dalam penggunaannya sebagai
booster homolog, Vaksin Covovax
diberikan dalam satu dosis (0,5 ml),
sekurang-kurangnya enam bulan
setelah dosis kedua vaksinasi primer
dengan Vaksin Covovax,” kata Kepala BPOM RI Penny K. Lukito di Jakarta, Selasa (13/9/2022).
Vaksin Covovax dikembangkan dengan platform protein subunit glikoprotein spike menggunakan
adjuvant Matrix-M1. Vaksin tersebut diproduksi oleh Serum Institute of India Pvt. Ltd, India dan
didaftarkan di Indonesia oleh PT Indofarma.
Vaksin Covovax merupakan satu dari 13 vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan EUA di Indonesia
pada 31 Oktober 2021, dengan indikasi untuk vaksinasi primer pada usia 18 tahun atau lebih. Setelah
itu, BPOM mengeluarkan persetujuan perluasan EUA vaksin Covovax untuk penambahan indikasi
vaksinasi primer pada anak usia 12 tahun atau lebih pada tanggal 28 Juni 2022.
Dalam pemberian izin edar obat, termasuk EUA vaksin, BPOM mengutamakan aspek khasiat,
keamanan, dan mutu. Selain itu, BPOM mengutamakan pertimbangan ilmiah berdasarkan rekomendasi
Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Covid-19, Indonesia Technical Advisory Group of
Immunization (ITAGI), dan asosiasi klinisi.
“Pemberian EUA Vaksin Covovax sebagai booster homolog dilakukan setelah BPOM bersama para
ahli melakukan evaluasi terhadap aspek keamanan, mutu dan khasiat berdasarkan data-data uji klinik
yang juga menjadi acuan para ahli yang terlibat,” katanya.