Page 15 - Konpers Penindakan Obat Tradisional dan Pangan Olahan
P. 15

Judul                 :  BPOM  Bongkar  Perdagangan  Jamu  dan  Obat  Tradisional
                                      Ilegal Senilai Rp3,25 M di Bekasi

                 Nama Media           : nkriku.com
                 Tanggal              : 26 September 2020

                 Halaman/URL          :https://nkriku.com/bpom-bongkar-perdagangan-jamu-dan-obat-
                                      tradisional-ilegal-senilai-rp325-m-di-bekasi/

                 Tipe Media           : Online

                                                             JAKARTA – Badan Pengawasan Obat dan
                                                             Makanan  (BPOM)  berhasil  membongkar
                                                             perdagangan  jamu  dan  obat-obatan
                                                             tradisional berbahaya yang tidak memiliki
                                                             izin edar. Penggerebekan ini berlangsung
                                                             pada Rabu (23/9/2020) sekitar pukul 15.00
                                                             WIB, di Perum Pesona Metropolitan Ruko
                                                             Gardenia  Blok  RE  09  RT  05/RW  02,
                                                             Kelurahan        Bojong        Rawalumbu,
                                                             Kecamatan  Rawalumbu,  Kota  Bekasi.
                 Pada  penggerebekan  ini  ditemukan  barang  bukti  sebanyak  60  item,  78.412  pcs
                 diperkirakan  senilai  Rp3,25  miliar.Kepala  BPOM,  Penny  Kusumastuti  Lukito
                 mengatakan  temuan  ini  merupakan  hasil  pengawasan  rutin  yang  bermula  dari
                 laporan  masyarakat  yang  menyebutkan  adanya  gudang  yang  menyimpan  dan
                 mendistribusikan produk obat tradisional dan pangan olahan ilegal.

                 “Untuk sementara, diketahui bahwa modus operandi pelaku adalah mengedarkan
                 obat  tradisional  dan  pangan  olahan  ilegal  melalui  platform  e-commerce,  serta
                 mendistribusikan produk tersebut melalui jasa transportasi online dan ekspedisi. Dari
                 operasi  ilegal  ini,  tersangka  berhasil  mendapatkan  omset  miliaran  rupiah  setiap
                 tahunnya,” ungkap Penny dalam Konferensi Pers secara virtual Penindakan Obat
                 dan Makanan di Masa Pandemi COVID-19, Jumat (25/9/2020).

                 Berdasarkan temuan dan fakta di lapangan, para tersangka dapat dijerat dengan
                 ketentuan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 196 Jo Pasal 98
                 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 197 Jo Pasal 106 ayat (1). Selain itu, tersangka juga
                 dapat dikenakan hukuman pidana berdasarkan ketentuan Undang-undang Pangan
                 Nomor 18 Tahun 2012 Pasal 142 Jo Pasal 91 ayat (1).
                 “Pasal  ini  menyatakan  bahwa  pelaku  usaha  pangan  yang  dengan  sengaja  tidak
                 memiliki izin edar terhadap setiap pangan olahan yang dibuat di dalam negeri atau
                 yang  diimpor  untuk  diperdagangkan  dalam  kemasan  eceran  dapat  dikenakan
                 hukuman  pidana  penjara  paling  lama  2  tahun  atau  denda  paling  banyak  4  miliar
                 rupiah,” jelas Penny.

                 “Berdasarkan Undang-Uudang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, Pasal
                 62 ayat (1), tersangka dapat dikenakan hukuman dengan pidana penjara paling lama
                 5 tahun atau pidana denda paling banyak dua miliar rupiah,” lanjut dia.
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20