Page 35 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Jelang Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021_Neat
P. 35
Jika di tahun 2019, pemeriksaan dilakukan secara onsite untuk 3.594 sarana
distribusi pangan (importir, distributor, grosir, dan ritel), maka di tahun 2020 ini,
sebanyak 2.687 sarana distribusi dilakukan pemeriksaan yang dioptimalkan melalui
pengawasan secara onsite maupun virtual/online karena keterbatasan mobilitas
petugas akibat kondisi pandemi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap sarana
distribusi yang berjualan secara daring/online.
“Pada tahun 2019, temuan pangan TMK lebih banyak disebabkan oleh pangan
kedaluwarsa (59,72%). Tahun 2020 ini, temuan pangan TMK juga didominasi oleh
pangan kedaluwarsa, namun jumlahnya meningkat, yaitu menjadi 63,07%. Hal ini
dapat disebabkan karena kondisi pandemi yang membuat daya beli masyarakat
turun, sehingga banyak produk yang tidak terbeli,” lanjut Kepala Badan POM.
Sebagai upaya perlindungan masyarakat, seluruh produk pangan TMK telah
diturunkan dari rak pajang/display dan/atau diamankan setempat, serta
diperintahkan kepada pihak sarana distribusi pangan untuk tidak mengedarkan
produk tersebut. Terhadap sarana distribusi pangan yang melakukan pelanggaran
peredaran pangan, Badan POM juga melakukan upaya pembinaan dan memberikan
sanksi tegas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Badan POM berkomitmen untuk senantiasa mengawal keamanan pangan dan
melindungi kesehatan masyarakat, terutama di masa darurat pandemi COVID-19.
Untuk itu, kepada pelaku usaha pangan diimbau agar selalu memenuhi ketentuan
yang berlaku dalam menjalankan usahanya. Masyarakat harus terus menjalankan
protokol kesehatan dan menjadi konsumen cerdas dalam memilih pangan aman
dengan selalu melakukan Cek KLIK (Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin edar, dan
Cek Kedaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi pangan olahan.