Page 11 - Penyerahan CPOB RSUD Sardijto
P. 11
Judul : RSUP Dr Sardjito Kantongi Sertifikat CPOB untuk Unit Transfusi Darah
Nama Media : solotrust.com
Tanggal : 4 Desember 2021
Halaman/URL : https://solotrust.com/read/41692/RSUP-Dr-Sardjito-Kantongi-Sertifikat-CPOB-
untuk-Unit-Transfusi-Darah
Tipe Media : Online
YOGYAKARTA, solotrust.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyerahkan sertifikat
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kepada Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito,
Yogyakarta. RSUP Dr Sardjito menjadi rumah sakit pertama mendapat sertifikat CPOB untuk Unit
Transfusi Darah (UTD) dari BPOM.
Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Eniarti mengucapkan terima kasih kepada BPOM dan bersyukur
karena RSUP Dr Sardjito merupakan rumah sakit pertama mendapatkan sertifikat CPOB. “Sertifikasi
CPOB akan mendorong kami untuk meningkatkan mutu dan keamanan produk darah yang dihasilkan,
serta pengembangan dalam pendidikan dan pelatihan terkait CPOB sesuai peran RSUP Dr Sardjito
Yogyakarta, yaitu sebagai salah satu rumah sakit pendidikan,” ucapnya, Jumat (03/12/2021).
Eniarti menjelaskan transfusi darah merupakan salah satu pelayanan penting bagi pasien. RSUP Dr
Sardjito selalu menyiapkan komponen darah bermutu melalui berbagai tahapan, mulai dari rekrutmen
calon donor, seleksi donor, pengambilan darah donor, screening infeksi, produksi komponen darah,
dan tahapan-tahapan lainnya. “RSUP Dr Sardjito selalu berkomitmen untuk mencapai dan meraih
serta menjaga mutu komponen darah yang dihasilkan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya
kepada pasien,” katanya.
Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Abdul Kadir, mengatakan saat ini
baru 18 dari 460 UTD memperoleh sertifikat CPOB dari Palang Merah Indonesia (PMI), salah satunya
UTD milik RSUP Dr Sardjito. “Ini menjadi tantangan dan tentunya kesempatan bagi kita semua para
pemangku kepentingan terkait penanganan darah. Kita harus maju ke depan untuk mulai
memerhatikan, meningkatkan, dan menjaga mutu pelayanan darah, produk darah serta komponen
darah yang dihasilkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPOM, Penny K Lukito berharap nantinya akan ada transfer teknologi yang bisa
membangun farmasi sehingga bisa melakukan produksi sendiri. Saat ini pelayanan kesehatan masih
bergantung dari produk impor. “Hal yang paling penting adalah sumber bahan baku ada di kita semua.