Page 9 - Penyerahan CPOB RSUD Sardijto
P. 9
Judul : UPTD RSUP dr. Sardjito Raih CPOB BPOM
Nama Media : jawapos.com
Tanggal : 4 Desember 2021
Halaman/URL : https://radarjogja.jawapos.com/kesehatan/2021/12/04/uptd-rsup-dr-sardjito-
raih-cpob-bpom/
Tipe Media : Online
RADAR JOGJA – Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD) RSUP Dr Sardjito meraih sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sertifikat ini
diberikan melalui Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Jumat (3/12).
Direktur Utama RSUP dr. Sardjito Eniarti menuturkan proses meraih sertifikat CPOB cukup panjang.
Pelayanan transfusi darah menjadi fokus utama.Tentunya dengan mengedepankan standar medis
guna mendapatkan donor darah yang sehat. “Proses yang kami lakukan panjang dan kompleks untuk
akhirnya bisa mendapatkan sertifikat ini, sertifikat CPOB menjadi penghargaan yang luar biasa untuk
UPTD RSUP Sardjito,” jelasnya, Jumat (3/12).
Transfusi darah sendiri merupakan salah satu pelayanan penting dalam perawatan pasien. Fungsinya
untuk meminimalisasi resiko serendah mungkin. Selain itu juga mencapai epikasi klinis seoptimal
mungkin. Proses untuk mengambil darah juga tidaklah singkat. Terlebih dahulu diawali dengan
rekruitmen calon donor. Tahapan selanjutnya seleksi donor, pengambilan darah donor, skrining
infeksi, produksi komponen darah dan lainnya. “Kami berkomitmen untuk menjaga mutu dan
keamanan komponen darah yang dihasilkan. Selain itu, juga mendukung produksi plasma konvalesen
guna menyokong program nasional fraksionasi plasma yang memproduksi albumin dan imunoglobin,
sebab sampai saat ini masih impor sehingga harganya mahal,” katanya.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan sertifikasi CPOB
sangatlah penting. Fungsinya untuk kemandirian akses dan produksi produk-produk plasma darah.
Terlebih plasma darah semakin dibutuhkan dimasa pandemi Covid-19. “Perlunya sertifikasi juga untuk
membangun ketahanan kesehatan nasional karena kita sudah mampu menyiapkan komponen darah
yang aman dan bermutu,” ujarnya.
Penny menuturkan standarisasi UPTD masih terus berlangsung. Berdasarkan data BPOM ada sekitar
460 UPTD yang harus diperjuangkan. Sehingga mampu memenuhi kualitas darah dengan standar
internasional. “Suatu tanggungjawab untuk kita semua, apalagi industri fraksionasi plasma darah saat
ini 100 persen masih tergantung secara impor,” katanya.