Page 52 - BPOM Terbitkan EUA Vaksin Comirnaty untuk Perluasan Penggunaan Booster Anak Usia 16 – 18 Tahun
P. 52

Lebih  lanjut,  Penny  mengatakan  vaksin  Comirnaty  sebelumnya  telah  mendapat  EUA  di
               Indonesia  pada  tanggal  14  Juli  2021  dengan  indikasi  untuk  vaksinasi  primer  pada  usia  12
               tahun atau lebih.

               Setelah  itu,  BPOM  kembali  mengeluarkan  persetujuan  perluasan  EUA  Vaksin  Comirnaty
               untuk penambahan dosis booster kelompok dewasa usia 18 tahun atau lebih pada tanggal 2
               Januari 2022 (booster homolog) dan 11 Januari 2022 (booster heterolog).

               BPOM,  kata  Penny,  telah  melakukan  evaluasi  terhadap  aspek  keamanan  dan  khasiat
               pemberian  dosis  booster  Vaksin  Comirnaty  pada  anak  remaja  berdasarkan  data  studi  klinik
               fase 3 yang dilakukan pada subjek usia 16 tahun atau lebih (C4591031 Sub A).

               Studi vaksin booster usia remaja juga dilakukan merujuk data Real World Evidence dari studi
               observasional untuk menilai efektivitas booster Vaksin Comirnaty pada kelompok usia yang
               sama.  Dalam  studi  klinik  tersebut,  dosis  booster  vaksin  Comirnaty  menurutnya  diberikan
               sekurang-kurangnya 6 bulan setelah vaksinasi primer lengkap.

               "Hasil studi klinik menunjukkan adanya efektivitas pemberian booster pada kelompok usia 16
               tahun  ke  atas,  serta  profil  keamanan  yang  serupa  dengan  profil  keamanan  pada  pemberian
               vaksinasi dosis primer," ujar Penny.

               Di sisi lain, berdasarkan pertimbangan aspek keamanan, terdapat sejumlah kejadian sampingan
               atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang paling sering dilaporkan setelah pemberian
               dosis booster vaksin Comirnaty pada anak usia 16 tahun ke atas.

               Yakni reaksi lokal pada tempat penyuntikan (21 persen), gangguan jaringan sendi dan otot (6,7
               persen), sakit kepala (5  persen), lymphadenopathy/pembengkakan atau pembesaran kelenjar
               getah bening (2,7 persen), dan gangguan saluran cerna (1,7 persen).
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57