Page 73 - Keterangan Pers Kepala Badan POM dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta
P. 73
Dalam kunjungan ke UEA, Kepala Badan POM melakukan serangkaian pertemuan
dengan Assistant Undersecretary of Health Policy and Licensing of UAE Ministry of
Health (Kementerian Kesehatan UEA) Dr. Amin Hussain Al Amiri, Acting
Undersecretary of Abu Dhabi Department of Health (DoH) Dr. Jamal Alkaabi, CEO
Group-42 (G-42) Mr. Peng Xiao, Sinopharm serta mengunjungi Vaccine Testing
Centre yang berlokasi di Abu Dhabi National Exhibition Centre.
Pada kesempatan tersebut, diketahui beberapa aspek-aspek positif dalam
pelaksanaan uji klinik tahap ketiga di UEA yang ditargetkan untuk diikuti oleh 22.000
peserta uji klinik dari 119 kebangsaan dengan melibatkan lebih dari 100 dokter dan
tenaga farmasi, 1000 perawat dan petugas laboratorium yang dilakukan di pusat uji
klinik. G-42 memandang keragaman populasi ini akan memberikan hasil uji klinik
yang valid. Keikutsertaan pimpinan tertinggi UEA di awal uji klinik kandidat vaksin
COVID-19, dapat mendorong masyarakat untuk secara sukarela menjadi peserta uji
klinik, sampai saat ini dari target seluruhnya 22.000 subjek, sudah dapat direkrut
15.000 subjek. ―Kami meninjau langsung pelaksanaan uji klinik vaksin COVID-19
di Vaccine Testing Centre. Hal ini dilakukan untuk memastikan uji klinik tersebut
dijalankan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan untuk mendukung data
keamanan dan khasiat vaksin tersebut,‖ jelas Kepala Badan POM.
Kandidat vaksin COVID-19 ini telah mendapatkan Emergency Use
Authorization (EUA) dari Regulator Pengawas Obat Republik Rakyat Tiongkok
(RRT), yaitu National Medicines Products Administration (NMPA) pada bulan Juli
2020 berdasarkan hasil uji klinik fase 1 dan 2 dan telah mendapatkan sertifikasi
halal. Hasil uji klinik tersebut juga telah dipublikasi di JAMA (The Journal of
American Medical Association). Dalam pertemuan dengan CEO Group-42 (G-42)
Mr. Peng Xiao, juga dibahas adanya kesempatan bagi Industri Farmasi di Indonesia
untuk menjadi bagian dalam proses transfer teknologi produksi vaksin tersebut, yang
dapat digunakan baik untuk di Indonesia maupun di ekspor ke negara lain. Hal
tersebut disambut baik, mengingat saat ini kesiapan industri vaksin di UEA belum
tersedia dalam waktu dekat.
Pada pertemuan bilateral dengan Kepala Regulator Pengawasan Obat
UEA, Assistant Under Secretary for Health and Licensing, Dr. Amin Hussain Al
Amiri, Kepala Badan POM menggarisbawahi pentingnya dukungan kerja sama
regulator untuk pengembangan vaksin COVID-19. Dialog dan kerja sama antara
Badan POM dan Kemkes UEA akan sangat bermanfaat untuk memastikan akses
yang cepat atas vaksin tesebut melalui proses regulatori yang terarah dan sejalan
dengan standar internasional. Hal ini akan mendorong percepatan pemberian EUA
tepat pada waktunya. Senada dengan Kepala Badan POM, Dr. Amin Hussain Al
Amiri menaruh apresiasi yang tinggi kepada Indonesia terhadap komitmen kuat
antara pejabat tinggi kedua negara dalam mendukung kolaborasi untuk
mengembangkan vaksin COVID-19 dalam memenuhi kebutuhan Indonesia. Pihak
Regulator UEA juga menggarisbawahi pengakuan mengenai potensi dan kapasitas
industri farmasi dan vaksin Indonesia yang dipandang kuat di kalangan negara-
negara OKI dan di Kawasan Timur Tengah.
Terkait hal ini, kedua lembaga sepakat untuk menuangkan dukungan kolaborasi
dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) sebagai platform untuk

