Page 76 - Keterangan Pers Kepala Badan POM dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta
P. 76
Judul : BPOM Klaim Indonesia akan Dapat 10 Juta Dosis Vaksin
Covid-19 dari Uni Emirat Arab
Nama Media : joglosemarnews.com
Tanggal : 1 September 2020
Halaman/URL : https://joglosemarnews.com/2020/09/bpom-klaim-indonesia-
akan-dapat-10-juta-dosis-vaksin-covid-19-dari-uni-emirat-arab/
Tipe Media : Online
JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Badan Pengawan Obat dan Makanan (BPOM)
menyebut Indonesia berpeluang untuk mendapat
tambahan 10 juta dosis vaksin Covid-19 dari Uni
Emirat Arab (UEA). Hal tersebut sebagai bentuk
komitmen UEA yang memiliki kerja sama
pengembangan vaksin corona dengan Indonesia.
Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan,
Indonesia melakukan dua jalur pengembangan
vaksin Covid-19. Selain memproduksi sendiri,
Indonesia selama ini juga bekerja sama
dengan UEA dalam mengembangkan vaksin Covid-19.
“Pada 21 Agustus sudah ada kesepakatan Menlu dan Menteri BUMN yang berkunjung ke
Uni Emirat Arab, di mana Uni Emirat Arab berkomitmen menyediakan 10 juta dosis vaksin
Covid-19 untuk Indonesia melalui kerja sama G42 UEA dan Sinopharm dan Kimia Farma.
Akhir 2020 diharapkan 10 juta vaksin,” kata Penny dalam konferensi pers daring, Selasa
(1/9/2020).
Penny menyebut, pihaknya juga sudah berkunjung ke Uni Emirat Arab untuk melihat
langsung pelaksanaan uji klinis fase ketiga vaksin Covid-19 di negara itu. Dirinya pun dapat
memastikan bahwa pelaksanaan uji klinis di UEA berlangsung sangat baik.
“Kami melihat uji klinis fase ketiga sangat baik dan terorganisir. Melibatkan 1.000 dokter.
Kami melihat uji klinis dilakukan dengan validitas yang sangat terjaga,” ucap Penny.
Ditambahkan Penny, vaksin Covid-19 dari Uni Emirat Arab juga telah mendapat sertifikat
halal.
“Kandidat vaksin Sinopharm juga mendapat emergency use authorization dari regulator
pengawas obat di Republik Rakyat Tiongkok (China). Dan pada Juli 2020 sudah dapat izin
penggunaan emergensi di National Medication Product Administration berdasarkan uji klinis
fase 1 dan 2 dan telah mendapatkan sertifikat halal,” jelas Penny.
Adapun kamdidat vaksin Sinopharm telah uji klinis fase pertama dan fase kedua pada 12
April 2020 lalu dan tidak menunjukkan adanya dampak buruk pada manusia. Liputan 6

