Page 74 - Keterangan Pers Kepala Badan POM dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta
P. 74

mengawal  proses  regulasi  di  bidang  obat  dan  vaksin  dan  kerja  sama  untuk
               pengembangan  industri  farmasi  di  kedua  negara.  Khusus  untuk  pengembangan
               vaksin  COVID-19  dalam  rangka  menyediakan  kapasitas  produksi  komersial  yang
               besar, terdapat peluang menggunakan sarana produksi Bio Farma, mengingat saat
               ini  di  UEA  sedang  dalam  taraf  pembangunan  industri  vaksin.  Pemerintah  UEA
               mengharapkan  adanya  kerja  sama  yang  saling  menguntungkan  (mutual  benefit)
               untuk mengawal ketersediaan vaksin yang aman, berkualitas, dan efektif di kedua
               negara.

               Kunjungan  kerja  sama  juga  diharapkan  dapat  mendorong  kerja  sama  investasi
               industri  farmasi  baik  di  Indonesia  maupun  di  UEA.  Selain  itu  Industri  Farmasi
               Indonesia  dapat  memanfaatkan  potensi  UEA,  sebagai The  International
               Humanitarian  City (IHC)  suatu  hub  untuk humanitarian  emergency  preparedness
               and  response,  yang  berkedudukan  di  Dubai.  Sejumlah  organisasi  internasional  di
               bawah PBB yang bergerak di isu-isu kemanusiaan berada di Dubai, melakukan riset
               dan procurement obat  dan  vaksin  yang  akan  digunakan  sebagai  bantuan  untuk
               negara-negara yang membutuhkan. Kapasitas produksi dan kemampuan Bio Farma
               yang sudah mengekspor vaksin ke  150 negara termasuk negara-negara OKI serta
               penunjukan  Indonesia  sebagai centre  of  excellent vaksin  dan  bioteknologi,
               memberikan peluang yang besar terhadap potensi tersebut.

               Sebagai  langkah  awal  kerja  sama,  kedua  regulator  sepakat  untuk  melakukan joint
               assessment serta sharing data  terkait assessment  report  vaccine dari  Sinopharm
               yang rencananya akan disampaikan oleh G-42 pada bulan September atau Oktober
               2020,  hal  tersebut  dapat  mempercepat  proses  evaluasi  terhadap  data  khasiat,
               keamanan, dan mutu vaksin dari Sinopharm.

               Kerja  sama  ini  dapat  menguntungkan  Indonesia  dalam  segi memenuhi  kebutuhan
               vaksin  COVID-19  dan  membuka  peluang  industri  farmasi  Indonesia  melakukan
               ekspor  obat  dan  vaksin  Indonesia  ke  negara-negara  Timur  Tengah  melalui  UEA
               sebagai  hub  sekaligus  mendorong  implementasi  Rencana  Aksi  OKI  untuk
               mendukung kemandirian obat dan vaksin di negara anggota OKI.
               Dengan  dilakukannya  serangkaian  pertemuan  dengan  pemangku  kepentingan
               strategis  di  Abu  Dhabi  dan  Dubai,  besar  harapan  Badan  POM  agar  kunjungan
               tersebut dapat semakin mendorong kemudahan percepatan pemenuhan kebutuhan
               vaksin  COVID-19  di  Indonesia.  Kepala  Badan  POM  juga  kembali  menegaskan
               kesiapan Badan POM sebagai otoritas regulator obat nasional untuk selalu menjadi
               garda  terdepan  dalam  membantu  Pemerintah  Indonesia  mengakhiri  pandemi
               COVID-19 melalui fleksibilitas regulatori antara lain pemberian EUA dan Sertifikasi
               Cara Pembuatan Obat yang Baik untuk mengawal obat dan vaksin aman, berkhasiat
               dan bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia. (ANP)
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79