Page 37 - PEMBERITAAN HASIL PENGAWASAN PRODUK MI INSTAN ASAL INDONESIA DI TAIWAN.pdf
P. 37

Sementara itu, Indonesia telah mengatur batas maksimal residu (BMR) 2-CE sebesar 85 ppm melalui
                Keputusan Kepala BPOM Nomor 229 Tahun 2022 tentang Pedoman Mitigasi Risiko Kesehatan Senyawa
                Etilen Oksida.

                "Dengan demikian, kadar 2-CE yang terdeteksi pada sampel mi instan di Taiwan (0,34 ppm) masih jauh
                di bawah BMR 2-CE di Indonesia dan di sejumlah negara lain, seperti Amerika dan Kanada," ungkap
                Penny.

                Dia melanjutkan, sampai saat ini, Codex Alimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi standar
                pangan  internasional  di  bawah  World  Health  Organization/Food  and  Agriculture  Organization
                (WHO/FAO) belum mengatur batas maksimal residu EtO.

                Beberapa negara pun masih mengizinkan penggunaan EtO sebagai pestisida.

                Sebagai langkah antisipasi untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mencegah terjadinya temuan
                berulang  terhadap  produk  sejenis  yang  berpotensi  terhadap  reputasi  produk  Indonesia,  BPOM  telah
                melakukan beberapa hal, yaitu:

                Pertama, menerbitkan Keputusan Kepala BPOM Nomor 229 Tahun 2022 tentang Pedoman Mitigasi
                Risiko Kesehatan Senyawa Etilen Oksida sebagai upaya pro aktif pemerintah memberikan perlindungan
                masyarakat dan acuan bagi pelaku usaha untuk segera melakukan mitigasi risiko.

                Kedua, melakukan sosialisasi/pelatihan secara berkala kepada asosiasi pelaku usaha dan eksportir produk
                pangan termasuk eksportir ke Taiwan, terkait dengan peraturan terbaru yang berlaku di negara tujuan
                ekspor.

                Ketiga, mengusulkan EtO dan 2-CE sebagai priority list contaminant for evaluation by Joint FAO/WHO
                Expert Committee on Food Additives (JECFA).

                Selain itu, BPOM memerintahkan pelaku usaha termasuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk untuk
                melakukan mitigasi risiko, guna mencegah terjadinya kasus berulang dengan melakukan hal sebagai
                berikut:

                Pertama, menjaga keamanan, mutu, dan gizi produk pangan olahan yang diproduksi dan diekspor serta
                memastikan bahwa produk sudah memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor.

                Kedua, memastikan penanganan bahan baku yang digunakan untuk seluruh produk baik lokal maupun
                ekspor  agar  tidak  tercemar  EtO  antara  lain  :  memilih  teknologi  pengawetan  bahan  baku  dengan
                menggunakan  metode  non  fumigasi  seperti  sterilisasi  uap  pada  pra-pengapalan,  meminimalkan
                penggunaan  bahan  tambahan  pangan  yang  mengandung  residu  EtO  pada  proses  produksi  dan/atau
                menggunakan teknik pengolahan suhu tinggi untuk memastikan EtO menguap maksimal.
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42