Page 40 - Dukungan Badan POM dalam Penyediaan Obat dan Vaksin
P. 40
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
meminta program vaksinasi virus corona
SARS-CoV2 (Covid-19) harus menunggu
keputusan dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM). Permintaan ini menyusul
pemberintaan bahwa program vaksinasi
Covid-19 pada November 2020.
"Menurut saya, kita harus menunggu
keputusan Badan POM juga," kata Peneliti
Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto saat dihubungi Republika.co.id, Kamis
(15/10).
Ia menambahkan, jika vaksinasi Covid-19 memang dilakukan pada November 2020,
BPOM yang memastikan efektivitas vaksin. Terkait mutasi virus ini saat vaksin ini
dilakukan, ia menegaskan masalah ini tidak terlalu banyak memberikan pengaruh.
Lebih lanjut, ia enggan berkomentar banyak mengenai masalah ini. "Saya belum bisa
beri komentar karena update belum saya peroleh," ujarnya.
Kepala BPOM Penny K Lukito dan Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika,
Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM Rita Endang tidak dapat dikonfirmasi
mengenai masalah ini. Pesan singkat melalui aplikasi pesan instan whatsapp dan
telepon dari Republika tidak mendapatkan balasan hingga berita ini ditulis.
Sebelumnya, pemerintah merencanakan pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat
akan dimulai pada awal November 2020. Sejumlah daerah yang kini masih berada di
zona merah atau risiko penularan Covid-19 tinggi dipertimbangkan untuk mendapat
prioritas pemberian vaksin.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mengatakan, Kota Depok menjadi salah satu
daerah yang akan menerima vaksin di tahap awal ini. Angka penularan yang relatif tinggi
menjadi pertimbangan untuk daerah ini mendapat prioritas. Terlebih, pada Desember
mendatang, Depok melangsungkan pilkada.
“Rencananya vaksin Covid-19 akan diterima warga Kota Depok pada awal November
2020 mendatang. Saya telah mengusulkan kepada pemerintah pusat memproritaskan
Kota Depok di Jabar yang menerima vaksin Covid-19 tahap pertama,” kata Emil di
Depok, Selasa (13/10).
Menurut Kang Emil, vaksin Covid-19 akan datang dua tahap. Tahap pertama dibeli
langsung pemerintah pusat dan akan diterima pada awal November 2020. Kemudian
vaksin Covid-19 tahap kedua yang diproduksi di dalam negeri (Bio Farma) dan akan
diterima pada Januari 2021.
Kepastian pelaksanaan program vaksinasi ini karena tiga produsen vaksin Covid-19
China sudah menyanggupi penyediaan jutaan dosis untuk Indonesia. Cansino
menyanggupi 100,000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020, dan sekitar 15-
20 juta untuk tahun 2021.