Page 54 - Refleksi Akhir Tahun 2019 dan Outlook 2020
P. 54
Judul : Obat Keras Banyak Beredar di Situs Penjualan Daring
Nama Media : republika.co.id
Tanggal : 19 Desember 2019
Halaman/URL: https://nasional.republika.co.id/berita/q2rgyp366/obat-keras-banyak-
beredar-di-situs-penjualan-daring
Tipe Media : Online
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) mencatat obat
keras masih beredar platform
penjualan daring (e-commerce)
selama 2019.
Kepala BPOM Penny K Lukito
mengakui banyaknya pelanggaran
pengawasan peredaran obat keras
di platform e-commerce. "Padahal itu
sangat berbahaya karena obat keras
tidak bisa diedarkan secara online tanpa adanya registrasi dari BPOM dan
pendampingan resep dari dokter. Jadi tempat jual beli obat keras bukan di platform e-
commerce," ujarnya di konferensi pers pemaparan kinerja BPOM di 2019 dan outlook
2020, Kamis (19/12).
Bahkan, ia tidak menampik beredarnya obat keras ini melebar sampai ke media sosial.
Padahal, ia menyebutkan, obat yang diperdagangkan itu tidak menutup kemungkinan
palsu atau ditambah dengan bahan baku yang berbahaya.
Ia menjelaskan, masyarakat sebagai pembeli bisa jadi tidak merasakan langsung
efeknya, tetapi dalam jangka panjang bisa mendapatkan masalah kesehatan. Untuk
mengantisipasinya, BPOM melakukan peningkatan pengawasan patroli siber.
Penny menyebutkan BPOM telah menjalin banyak kerja sama dengan kepolisian
untuk melakukan patroli siber mengawasi semua obat-obatan yang beredar secara
online. Bahkan, ia menambahkan, polisi internasional juga digandeng BPOM karena
tidak ada batas negara membuat obat-obatan ini bisa bebas beredar. Ia menegaskan
upaya ini juga menjadi kepentingan internasional dan operasinya akan diperbanyak
termasuk ke media sosial.
"Kemudian kami juga menindaklanjuti menangani peredaran obat online dengan
melakukan kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemenkominfo). Kami juga bekerja sama dengan pemilik platform e-commerce
tersebut," katanya.