Page 108 - Gadis_Rempah
P. 108

“Sudah sih, tapi sekilas saja aku lihatnya. Pas lagi buru-  adalah mahasiswa. Ternyata, hanya segelintir
 buru juga sih,” ucap Dinda sambil mempermainkan lampu-  saja kalangan pelajar yang memberanikan diri
 lampu kecil yang bergelantungan di atas kepalanya.  mengikuti perlombaan bergengsi ini. Arumi
                          salah satunya.
 “Setidaknya aku sudah berusaha ya, Din. Aku sudah
 merasa puas dan menang dengan mencoba. Berharap  “Pantas saja kalau desain mereka keren-
 menang itu sudah pastilah, tapi aku sudah siapkan mental   keren, mereka ini sudah mahasiswa desain,
 kok jika semua karyaku hanya berakhir sebatas portofolio   Arumi.  Pasti  mereka  sudah  mengantongi
 saja,” Arumi menarik napas panjang sebelum mematikan  banyak bekal ilmu dari kampus. Sementara
 gawainya. Dengan lembut disentuhnya sayap kupu-kupu  kamu masih pelajar dan ilmu desain sebatas
 buatan yang terbang naik turun. Jari jemarinya ikut  yang kamu pelajari otodidak serta dari bakat
 berkilauan seperti tubuh kupu-kupu.  yang  diwariskan  ayahmu,”  Dinda  terus
                          meyakinkan sahabatnya. Perlahan dilihatnya
 Beberapa menit yang lalu, Arumi baru saja membuka
                          senyum mengembang dari bibir tipis Arumi.
 akun media sosial penyelenggara lomba ekonomi kreatif.
 Berkerut keningnya dan mendadak layu sorot matanya  “Nah, gitu dong. Pengumuman saja belum
 melihat deretan portofolio para peserta yang ditampilkan.  tayang, masa sudah pesimis duluan. Bukankah
                          kamu sering bilang, yang penting terus saja
 “Jangan pesimis begitu dong, Neng. Semua karya
                          berusaha dan jangan menyerah, biar Tuhan
 peserta memang keren sih. Karya kamu juga, kok, tapi ‘kan
                          yang siapkan kejutan terindah.”
 kita tidak tahu selera juri seperti apa? Kita juga tidak tahu
 kriteria penilaiannya, bukan?” Dinda terus menyemangati.   “Thanks  Din ..., kamu memang sahabat
 Seperti biasa gadis mungil itu berjalan dengan lincahnya.  terbaik aku!” Arumi memeluk erat gadis lesung
 Kali ini tangannya mempermainkan ratusan kunang-kunang   pipi di depannya.  Keduanya terus berjalan
 buatan yang melompat-lompat sepanjang hamparan bunga.  hingga berhenti di menara kubah yang seluruh
                          tiang dan atapnya bertaburan lampu keemasan.
 Dalam hati, sebenarnya, Dinda juga mengagumi karya
 para peserta. Semuanya luar biasa. Ide-idenya sangat unik   Seolah lupa bahwa beberapa hari lagi
 dan desainnya teramat menarik. Namun, ada satu hal yang   mereka bukan lagi pelajar SMA, dua gadis itu
 ditangkap Dinda dan luput dari perhatian Arumi pada para   berputar-putar di tiap tiang menara sambil
 karya peserta yang dipamerkan itu. Sebagian besar peserta   tertawa ceria.



 99  Bab 7 — Kejutan                             Gadis Rempah  100
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113