Page 129 - Gadis_Rempah
P. 129
Naning semakin tak kuasa membendung air matanya. Naning tidak mampu lagi berkata-kata.
Pecah sudah pertahanannya mendengar kata rempah Bibirnya seolah membeku bersamaan dengan
diucapkan putrinya. Air matanya membasahi kerudung tubuhnya. Bahkan, tubuh yang tadinya
putih seragam SMA Arumi. menghangat itu kini terasa menggigil. Rasa
bersalah mencengkeramnya teramat erat.
“Andai saja Ibu melihat kafe rempah desain Arumi, Ibu
Tubuh Naning bergetar.
pasti akan senang dan bangga, aroma rempah tercium kuat
meski baru sebuah gambar. Ada rempah di mana-mana, Ya Tuhan, maafkanlah aku. Betapa bodohnya
di interiornya, di menunya, di semuanya. Arumi berusaha aku selama ini. Aku harus segera mencari Wak
menghadirkan kafe rempah untuk anak-anak muda, agar Parjan. Aku harus segera bicara padanya. Jangan!
mereka mencintai rempah dan merasakan kebaikannya Jangan Arumi. Pras harus mencari gadis lain.
untuk hidup mereka,” jelas Arumi kemudian sambil perlahan Tiba-tiba, Naning melepaskan tangan Arumi dan
melepaskan pelukannya demi melihat rasa bahagia dan berjalan cepat keluar tokonya.
bangga di wajah ibunya.
“Ibu! Ibu, ada apa?! Ibu mau ke mana?!”
Namun, Arumi semakin tidak mengerti. Hanya tampak wajah Arumi berteriak memanggil ibunya. Gadis
sedih dan gelisah di wajah ibunya. itu sungguh tak mengerti kenapa ibu yang
seharusnya bahagia dengan prestasinya, tiba-
“Apakah Ibu terharu? Mengapa Ibu diam saja? Apakah
tiba saja pergi meninggalkannya.
Ibu tidak senang?” Arumi menatap heran Ibunya yang
masih berdiri mematung dengan wajah ditekuk.
Arumi menempelkan kedua telapak tangannya pada
kedua pipi ibunya yang basah.
“Ibu ... Lihatlah ini Arumi, anak Ibu yang selama ini
hanya bisa membuat wedang rempah instan. Namun,
sesungguhnya Arumi juga mencintai rempah yang Ibu
cintai. Hanya saja Arumi punya cara berbeda untuk
mencintainya.”
121 Bab 9 — Dikejar bayang-bayang Gadis Rempah 122