Page 13 - Gadis_Rempah
P. 13

K   lunting …                                                                             menjanda. Naning namanya. Awalnya, Wak
                                                                                                      Parjan kerap dibantu oleh suami Naning,
                                                                                                      perempuan pedagang rempah itu dan kini Wak
                Getar panjang bel becak Wak Parjan memecah
                                                                                                      Parjan menjadi andalan Naning saat mengantar
            keheningan malam Kota Surabaya. Hari baru saja berganti.
                                                                                                      berdagang ke Pasar Pabean.
            Langit Surabaya masih gelap. Nampaknya hujan deras
            semalam membuat penduduk kota ini masih larut dalam                                           Wak    Parjan   mengatur    napasnya.
            kabut dan mimpi.                                                                          Dilepasnya  bagian  atas  jas  hujan  yang
                                                                                                      menutup kepalanya. Sampailah ia di depan
                Wak Parjan mengayuh cepat becaknya. Surabaya
                                                                                                      rumah Naning. Sebuah rumah besar berarsitek
            memang masih sangat lengang. Dia dapat melintas cepat
                                                                                                      Romawi   dengan  pagar  besi  hitam  yang
            ke ruas jalan apa pun yang dia suka. Belum ada polisi lalu
                                                                                                      menjulang tinggi. Rindangnya dua pohon kayu
            lintas berjaga.
                                                                                                      putih tepat di depan rumah seolah menjadi
                                                                                                      penjaga gerbang rumah besar ini
                Laki-laki tua itu sadar, dirinya dan becaknya sudah
            tak diharapkan di kota besar yang gemar bersolek ini.
                                                                                                          Sungguh aneh memang, tukang becak
            Becak dianggap barang yang sudah tak lagi layak melintas.
                                                                                                      seperti Wak Parjan setiap hari mengantar dan
            Semakin tahun semakin sedikit saja jalan yang boleh
                                                                                                      menjemput nyonya rumah mewah ini. Namun
            dilaluinya. Jalan dari Jembatan Merah ke Pasar Pabean
                                                                                                      begitulah, Naning, sang nyonya rumah, lebih
            adalah salah satunya.
                                                                                                      menyukai naik becak daripada menyuruh Pak
                                                                                                      Wisnu, sopir keluarga untuk mengantarnya.
                Wak Parjan juga sudah lama ingin berhenti mengayuh
            becak. Dia bukan laki-laki tua yang teramat miskin. Meski
                                                                                                          “Marlaan! Marlaan!” teriak Wak Parjan
            tidak memiliki anak kandung, Wak Parjan memiliki anak
                                                                                                      sambil mengintip di sela-sela pagar rumah
            angkat yang membiayai hidupnya.
                                                                                                      Naning. Sesekali ia menelan tetes-tetes gerimis
                                                                                                      yang membasahi wajahnya.
                Namun, Wak Parjan teramat sayang dengan becaknya.
            Dia hanya ingin punya penghasilan sendiri meskipun
                                                                                                          Laki-laki tinggi besar bernama Marlan
            sedikit saja. Memang hanya satu orang saja yang masih
                                                                                                      bangun tergopoh-gopoh ketika mendengar
            menjadi pelanggannya. Seorang perempuan paruh baya
                                                                                                      namanya dipanggil. Dengan cepat, ia keluar
            pedagang rempah kaya raya yang telah sepuluh tahun



              5   Bab 1 — Secangkir wedang jahe yang tak lagi hangat                                                          Gadis Rempah  6
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18