Page 15 - Gadis_Rempah
P. 15

dari pos tempat ia berjaga lalu segera membuka
            pagar untuk Wak Parjan.

                “Mesti melekan nonton bola maning, tho ?”
                                                   1
            tanya Wak Parjan pada laki-laki berseragam
            satpam lengkap itu. Pak Marlan hanya meringis
            sambil mengusap matanya yang merah.

                Pagar rumah telah separuh terbuka. Tanpa
            banyak tanya, Wak Parjan kembali naik dan
            mengayuh becaknya. Masih belasan meter lagi
            harus dilalui sebelum sampai di depan pintu
            rumah Naning.

                Wak Parjan baru berhenti mengayuh
            becaknya tepat di depan teras rumah Naning.
            Semerbak wangi kenanga  tercium sesampainya
            di sana. Bunga itu banyak ditanam di depan
            teras rumah. Bukan hanya menyebarkan
            aroma   wangi,  mahkota  kuningnya   yang
            panjang melambai-lambai juga begitu kontras
            dengan langit Surabaya yang masih gelap.
                Beruntung   sekali,  Naning  memiliki
            Pak Sabir, tukang kebun yang begitu telaten
            merawat   puluhan   pohon  kenanga   serta
            menjaga taman rumahnya selalu teduh dan
            asri. Belum lagi bermacam jenis tanaman
            rempah di kebun samping rumah. Semuanya
            subur dan terawat berkat tangan Pak Sabir.



            1       Pasti begadang nonton bola lagi, kan?


              7   Bab 1 — Secangkir wedang jahe yang tak lagi hangat                                                          Gadis Rempah  8
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20