Page 19 - Gadis_Rempah
P. 19

pernah berkata ‘tidak’ pada ibunya. Namun                            rempah sejak kecil? Untuk apa semua rempah-rempah di
                       tetap saja, Naning tidak pernah puas dengan                          dapur itu?” Naning terus mencercap putrinya hingga puas.
                       sikap dan jawaban anak semata wayangnya itu.                         Tak ada wedang rempah yang menghangatkan tubuhnya
                           Sejak saat itu, Arumi selalu menyiapkan                          adalah alasan kuat kenapa  hatinya membuncah.
                       secangkir wedang di meja ruang tamu untuk                                Lagi-lagi, Arumi hanya dapat tertunduk membisu.
                       ibunya. Menjelang pukul tiga dini hari, wedang                           Naning menarik napas panjang. Dilihatnya wajah ayu
                       itu  sudah  tersaji,  tepat  sebelum  Naning                         dan lugu putrinya yang telah beranjak dewasa. Sungguh
                       berangkat berdagang ke Pasar Rempah Pabean.                          wajah tanpa dosa. Gadis yang sejak kecil tak pernah
                           Namun, hanya beberapa bulan saja, Naning                         mengeluh dan selalu taat pada ibunya. Mengapa kini Arumi
                       merasa ada yang tidak biasa di wedangnya.                            justru menyepelekan rempah? Sesuatu yang sangat kucintai!
                       Wedang itu terasa bening dan hambar. Naning                          gugat Naning dalam hati.
                       tidak menemukan jahe memar di wedang                                     Namun, saat kembali melihat wajah Arumi, hati
                       jahenya. Naning juga tidak menemukan beras                           Naning luluh. Terlebih Naning menangkap sekilas bayangan
                       yang ditumbuk dan kencur yang hancur di                              almarhum suaminya, Handoko, di bening mata Arumi. Jika
                       wedang beras kencurnya. Begitu juga di wedang-                       sudah demikian, Naning memilih meninggalkan putrinya
                       wedang yang disajikan Arumi di hari-hari yang                        yang masih berdiri mematung.
                       lain, Naning tidak menemukan rempah yang
                       sangat dikenal dan dicintainya.
                           “Arumi beli bubuk wedang instan, Bu.
                       Arumi tidak sempat lagi meracik rempah-
                                                                                                Klunting ...
                       rempah Ibu.”
                                                                                                Getar panjang bel becak Wak Parjan kembali terdengar.
                           Pengakuan  sekaligus  kejujuran  Arumi
                                                                                            Naning melirik sekilas jam yang menempel di tembok.
                       membuat Naning benar-benar terpukul. Naning
                                                                                            Jarum panjang menuju angka sebelas, sementara jarum
                       merasa benar-benar kecewa.
                                                                                            pendeknya di angka empat.
                           “Bagaimana mungkin kamu bisa membeli
                                                                                                “Subhanallah!”
                       semua bubuk instan itu, sedangkan ibumu ini
                       penjual rempah-rempah? Apakah menurutmu                                  Bergegas Naning menyambar kerudung panjangnya
                       ibumu ini tidak bisa membedakan wedang                               yang tergeletak di meja lalu tergopoh-gopoh membuka
                       racikan sendiri dan wedang instan buatan                             pintu. Nampak Wak Parjan sudah berdiri di depan teras.
                       pabrik?  Untuk  apa  aku  mengajarkanmu



              11  Bab 1 — Secangkir wedang jahe yang tak lagi hangat                                                          Gadis Rempah  12
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24