Page 21 - Gadis_Rempah
P. 21

“Ngelamun maneh , Ning?” tanya lelaki tua
                                4
            yang setia mengantar Naning ke Pasar Pabean
            sejak suami Naning meninggal.
                             5
                                             6
                 “Wis ojo ngono . Sik, aku tak pamit  Arumi,”
            ucap Naning tergesa-gesa lalu kembali masuk
            ke ruang tamu. Dengan setengah berlari,
            Naning kembali ke ruang tamu lalu menaiki
            anak tangga yang berputar menuju kamar
            Arumi. Hampir saja Naning menabrak guci
            bercorak tiongkok yang tingginya hampir
            setinggi tubuhnya.
                Setibanya  di  depan  kamar  putrinya,
            Naning mengatur napasnya sebentar lalu
            mengetuk pintu,
                “Arumi …?  Arumi …?”
                Tak ada jawaban, Naning memberanikan
            diri membuka pintu kamar. Seperti biasa, Arumi
            tengah duduk terlelap di kursi. Kepalanya
            disandarkan begitu saja di samping laptop.
                Naning membelai lembut rambut hitam
            panjang gadis itu.
                “Tak terasa, tiba-tiba kamu sudah gede ,
                                                    7
            Nduk.  Sudah delapan belas tahun. Piye-piye  aku yo
                                               8
            sayang kamu, Nduk. Kamu makin cantik sekarang.”
                Mata Naning menatap beberapa lembar
            kertas penuh coretan bergambar berserakan
            di meja Arumi. Naning sudah biasa mendapati
            Arumi seperti ini.


            4       melamun lagi
            5       sudah jangan begitu
            6       sebentar, aku mau pamit
            7       besar
            8  bagaimanapun juga
              13  Bab 1 — Secangkir wedang jahe yang tak lagi hangat                                                          Gadis Rempah  14
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26