Page 16 - Gadis_Rempah
P. 16

dari pos tempat ia berjaga lalu segera membuka
 pagar untuk Wak Parjan.

 “Mesti melekan nonton bola maning, tho ?”
 1
 tanya Wak Parjan pada laki-laki berseragam
 satpam lengkap itu. Pak Marlan hanya meringis
 sambil mengusap matanya yang merah.

 Pagar rumah telah separuh terbuka. Tanpa
 banyak tanya, Wak Parjan kembali naik dan
 mengayuh becaknya. Masih belasan meter lagi
 harus dilalui sebelum sampai di depan pintu
 rumah Naning.

 Wak Parjan baru berhenti mengayuh
 becaknya tepat di depan teras rumah Naning.
 Semerbak wangi kenanga  tercium sesampainya
 di sana. Bunga itu banyak ditanam di depan
 teras rumah. Bukan hanya menyebarkan
 aroma  wangi,  mahkota  kuningnya  yang
 panjang melambai-lambai juga begitu kontras
 dengan langit Surabaya yang masih gelap.
 Beruntung  sekali,  Naning  memiliki
 Pak Sabir, tukang kebun yang begitu telaten
 merawat  puluhan  pohon  kenanga  serta
 menjaga taman rumahnya selalu teduh dan
 asri. Belum lagi bermacam jenis tanaman
 rempah di kebun samping rumah. Semuanya
 subur dan terawat berkat tangan Pak Sabir.



 1    Pasti begadang nonton bola lagi, kan?


 7  Bab 1 — Secangkir wedang jahe yang tak lagi hangat  Gadis Rempah  8
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21