Page 139 - Gadis_Rempah
P. 139
“Mas Yanuar sudah coba berkumur dengan air garam?” Namun, kali ini, semua itu tidak membuat Naning
tanya Naning. tenang, apalagi bahagia. Hatinya masih saja gelisah kalau-
Yanuar mengangguk, “Sudah, hilang nyerinya sebentar, kalau Pras datang hari itu juga. Naning berharap pria muda
tapi sakit lagi,” keluhnya. itu kembali menunda kedatangannya seperti dia tidak jadi
datang kemarin. Terlebih, hari ini ada Yanuar di rumahnya.
“Sudah coba perasan lemon?” selidik Naning lagi.
Sungguh Naning tak tahu bagaimana harus bersikap apabila
Yanuar mengernyitkan dahi mendengar kata lemon.
kedua laki-laki itu berjumpa.
Semakin kuat telapak tangan kanannya ditempelkan di pipinya.
“Naning, kenapa lama sekali?” suara Yanuar
“Ah! Jangan lemon. Gak sanggup aku yang asam-asam
mengejutkan Naning. Hampir saja botol minyak cengkih
begitu!” pekiknya kesakitan.
terlepas dari genggamannya. Naning akan makin merasa
Naning semakin gelisah melihat Yanuar terus merintih di berdosa akan kecerobohannya jika hal itu sampai terjadi.
depannya. Naning mencoba membongkar ingatannya. Mencoba Seumur hidup dia sangat hati-hati memperlakukan
menemukan rempah apa lagi yang bisa jadi solusi untuk rempahnya dan tidak pernah sekali pun memecahkan botol
mengatasi sakit gigi. Naning merasa sulit berpikir. Dia terus rempah kesayangannya.
khawatir Pras datang tiba-tiba dan membuat runyam segalanya.
“Maaf, Mas. Aku …,” ucap Naning kebingungan.
“Ah! Aku ingat!” Naning mendadak bangkit dari Di saat yang sama interkom di ruang keluarga
kursinya dan bergegas menuju dapur. “Minyak cengkih menjerit kencang.
juga bisa mengatasi nyeri sakit gigi, Mas. Sebentar aku “Ada apa pula si Marlan?” Yanuar merebut botol
ambilkan,” ucapnya sambil melangkah cepat menuju dapur. minyak cengkih dari tangan Naning lalu berbalik arah ke
Dapur adalah ruang favorit Naning di rumahnya. Meski ruang keluarga.
sudah bertahun-tahun, dia tidak lagi sempat memasak dan Ya Tuhan, apakah itu Pras? Oh tidak! Bagaimana ini?!
menyerahkan semua urusan masak-memasak pada Bu Siti, Naning berdiri mematung di dapur sedang hatinya semakin
tetapi duduk termenung di dapurnya yang luas dan beraroma diliputi rasa cemas. Dirasakannya getaran di dadanya berdegup
rempah kuat sudah membuatnya tenang. Sekadar melihat kencang ketika Yanuar mengangkat gagang interkom.
botol-botol rempah saja sudah membuatnya bahagia. “Halo …,” suara Yanuar terdengar gagah meski rasa
Ada lebih dari seratus botol bening bertutup kayu ulir sakit menyerang giginya.
yang berjejer rapi di rak rempah yang menutup nyaris seluruh “Ada pria muda yang mencari Bu Naning, Pak,” suara
dinding di dapur. Itu semua adalah alasan utama Naning Pak Marlan, satpam keluarga, dari ujung interkom.
betah berlama-lama di dapur. Ditambah jika semua jendela “Pria? Ya sudah. Suruh masuk saja.” Kening Yanuar
dibukanya lebar sehingga angin lembut dan sinar matahari berkerut. Tidak biasanya Naning punya tamu. Apalagi
dari arah kebun rempahnya menghangatkan seisi dapur. seorang pria muda. Rasa penasaran berhasil mengusir
131 Bab 10 — Ketika dua laki-laki berjumpa Gadis Rempah 132