Page 141 - Gadis_Rempah
P. 141

sejenak rasa sakit di gigi Yanuar. Pria tinggi besar itu lalu                   melepaskan tangan di pipinya. Dipaksanya bibirnya untuk
            beranjak menuju pintu ruang tamu.                                               tersenyum.
                Suara mesin motor gede milik Pras berhenti menderu                              Sebenarnya, bisa saja saat itu juga Yanuar mengusir
            bersamaan dengan Yanuar membuka pintu utama. Kedua                              laki-laki muda itu.  Dia memang merasa tidak nyaman
            mata Yanuar menatap jeli dan teliti Pras sejak pria muda itu                    melihat tamu pria di rumah adik perempuannya. Namun,
            melepaskan helm dan jaketnya.                                                   melihat sopan santun pemuda itu, Yanuar jadi ragu jika dia
                Mendapati seorang pria kekar terus memperhatikannya,                        bermaksud buruk. Maka diajaklah Pras duduk di sebuah
            Pras melempar senyum terbaiknya sambil melangkah maju                           kursi taman di teras rumah.
            penuh percaya diri.                                                                 “Silakan duduk,” pinta Yanuar kepada Pras.
                “Assalamualaikum,”   Pras   memberanikan    diri                                Pras menarik napas panjang. Ada perasaan lega yang
            mengucap salam dan mengulurkan tangannya.                                       berangsur datang dan membuatnya mulai tenang.
                “Waalaikumsalam,”  jawab   Yanuar  datar.  Kedua                                Sementara  itu,  Yanuar  mulai  memaksa  dirinya
            matanya  masih memperhatikan saksama pria di depannya.                          meredam rasa sakit di giginya. Dia sungguh ingin tahu apa
            Kali ini, pria itu melepaskan kacamata hitamnya lalu                            maksud laki-laki di depannya itu mencari Naning, adik
            tersenyum bangga.                                                               perempuan satu-satunya.
                “Saya Pras,”                                                                    “Siapa namamu tadi anak muda?” Yanuar bertanya
                “Saya Yanuar. Anda cari siapa?”                                             kembali kepada Pras.
                Pras terdiam. Merasa tidak nyaman dengan tatapan                                “Pras,” jawab Pras dengan sopan.
            tajam laki-laki bertubuh besar yang terus menempelkan                               “Untuk apa kau mencari Naning?” Yanuar kembali
            telapak tangan di pipinya itu. Sejenak dia berpikir apakah                      bertanya. Kali ini dengan suara yang agak meninggi
            mungkin dia salah alamat. Seingat Pras, Wak Parjan pernah                           “Untuk melamar Arumi, putri Bu Naning,” jawab Pras
            mengatakan, Naning hanya tinggal berdua dengan Arumi di                         singkat, tapi cukup mengagetkan Yanuar.
            rumah mewahnya.                                                                     “Apa??!!” Yanuar terkejut hingga lupa dengan sakit gigi
                “Ibu Naning ada?” tanya Pras memastikan.                                    yang sedang dirasakannya saat itu.
                Bukannya menjawab pertanyaan Pras. Yanuar malah                                 Tentu  saja  Yanuar  spontan  terkejut  mendengar
            balik bertanya,                                                                 pengakuan  Pras  akan  melamar   Arumi,  keponakan
                “Naning? Untuk apa mencarinya?”                                             tersayangnya yang baru berusia 18 tahun. Namun, Yanuar
                Kali ini pertanyaan Yanuar sungguh membuat Pras tidak                       ingin mendengar dulu apa yang membuat pemuda itu
            nyaman. Wajah Yanuar yang terkesan tidak ramah dan tidak                        memberanikan diri berkata demikian.
            mengajaknya masuk membuat Pras mulai berkecil hati.
                Melihat laki-laki muda di depannya tampak kikuk
            dan tidak segera memberi jawaban, Yanuar perlahan

             133  Bab 10 — Ketika dua laki-laki berjumpa                                                                      Gadis Rempah  134
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146