Page 143 - Gadis_Rempah
P. 143
Teras rumah Naning lebih tepat disebut
taman di salah satu sudut halaman rumah
Naning yang luas dan asri. Di sanalah kedua
laki-laki itu duduk berhadapan ditemani
burung-burung kecil yang mempermainkan
bunga-bunga kenanga.
Bu Siti datang membawa nampan berisi
dua cangkir teh rempah dan dua piring kecil
pai labu. Uap tipis yang keluar dari makanan
dan minuman itu tidak hanya menyebarkan
aroma wangi dan lezat, tapi juga berhasil
mengundang rasa lapar Pras.
“Apakah kau sudah sarapan anak
muda?” tanya Yanuar begitu Bu Siti selesai
menghidangkan teh dan pai di hadapan mereka.
“Ehmm ... sudah. Segelas kopi dan sepotong
roti sudah cukup untuk tadi pagi.” Pras
tersenyum mencoba mengusir rasa laparnya
yang kembali datang.
“Kalau begitu, tidak ada salahnya kau cicipi
dulu teh dan pai ini.” Yanuar mempersilakan Pras
meminum tehnya sementara dirinya sendiri pun
meneguk sedikit teh hangat tersebut.
“Sepertinya ini bukan teh biasa. Aku
merasakan aroma cengkih dan bunga lawang di
dalamnya,” ucap Pras setelah meminum tehnya.
“Wah, kamu peka juga anak muda. Tahu
banyak rempah kamu rupanya. Naning
memang punya banyak resep teh rempah
warisan orang tua kami.” Yanuar kembali
meminum tehnya. Rasa hangat teh rempah
sedikit mengurangi nyeri di giginya.
135 Bab 10 — Ketika dua laki-laki berjumpa Gadis Rempah 136