Page 53 - Gadis_Rempah
P. 53

aktu tidak dapat diperlambat atau dipercepat.                                       “Selama-lamanya  anak  belajar  paling
                      Waktu bergulir mengikuti alur alam yang pasti,                                  lama dua jam, tapi kau hampir seharian di
            Wteratur, dan rapi. Waktu bukan pula barang                                               situ, Arumi. Apa tidak lelah punggung dan
            dagangan yang bisa ditawar-tawar. Waktu tidak merasa                                      matamu?” tanya Naning satu waktu. Dia
            perlu menanyakan kesiapan seseorang, termasuk Arumi,                                      merasa benar-benar heran dengan kebiasaan
            yang akhir-akhir ini merasa waktu terasa begitu cepat                                     belajar anak gadis semata wayangnya itu.
            bergulir. Tiba-tiba saja sudah kelas dua belas. Tiba-tiba saja                            Namun, seperti biasa Arumi hanya menjawab
            sudah mau lulus. Tiba-tiba saja seleksi masuk PTN. Tiba-tiba                              dengan gelengan kepala saja.
            saja sudah mendekati batas akhir lomba. Deadline.                                             Masih  di  dalam  kamarnya,  tiba-tiba

                DEADLINE. Arumi menatap sayu satu kata di dinding                                     nada dering gawai berbunyi membuyarkan
            itu. Kata itu sengaja dicetak besar dan tebal lalu ditempel                               lamunan Arumi. Arumi berbalik melempar
            tepat di dinding di depan meja. Setiap Arumi duduk di                                     pandangannya ke atas laci. Di sana biasanya
            kursinya, kata itu tidak mungkin dilewatinya.                                             Arumi meletakkan gawainya.
                Biasanya di bawah kata itu terdapat banyak sekali                                         “Arumi! Lagi sibuk apa, nih, kakak desainer?”
            kertas warna-warni mini bertuliskan tugas-tugas Arumi                                     tanya Dinda centil dari ujung gawai di sana.
            dan  deadline  macam-macam lomba desain. Namun, kali                                          “Sibuk ngelamun!” jawab singkat Arumi
            ini hanya ada dua kertas menempel di sana. Sebuah kertas                                  seenaknya.
            hijau muda bertuliskan Pengumuman Siswa Berprestasi,
                                                                                                          Terdengar Dinda tertawa terpingkal-pingkal..
            dan satu kertas lagi berwarna biru muda bertuliskan
                                                                                                          “Memang desainer gitu  amat, ya? Kalau
            DEADLINE LOMBA KEMENPAREKRAF.
                                                                                                      gak  mendesain, ya melamun. Ujung-ujungnya
                “Duuuh ...!" Belum dapat ide, nih?! keluh Arumi seorang
                                                                                                      hasil lamunan jadi desain juga ‘kan, ya?
            diri di kamarnya. “Tinggal lima hari lagi. Duh duh duuuh!”
                                                                                                      Hahaha …,” tawa Dinda makin kencang.
            Berkali-kali gadis itu mondar-mandir di kamarnya sambil
                                                                                                          “Iiihh ... awas ya, ngeledek terus!” ucap
            sesekali memijat kepalanya yang tidak sedang pusing.
                                                                                                      Arumi sok ketus.
                Arumi lalu duduk di atas kursi menghadap laptop dan
                                                                                                          “Tumben banget ketus, hehe. Lagi PMS  ya?
            meja belajarnya. Ibunya, Naning, pernah mengatakan meja
                                                                                                      Udaah deh  ... daripada ngelamun aja, kita jalan-
            itu lebih tepat disebut meja kerja daripada meja belajar
                                                                                                      jalan yuk. Ini hari Minggu gitu lho …,” bujuk Dinda.
            karena bagi Naning tidak ada orang belajar menghadap
            mejanya lebih lama dari Arumi.                                                                “Ke mana?” tanya Arumi.
                                                                                                          “Cari camilan VG buat ayahku, yuk” ajak Dinda.
                                                                                                          “VG? Apa itu?” tanya Arumi heran.

              45  Bab 4 — Di sebuah restoran                                                                                  Gadis Rempah  46
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58